Senin, 30 November 2009

SMP Negeri 2 Cikulur Kurban 2 Ekor Domba


Dalam rangka merayakan Hari Idul Adha ke 1431 Hijriah, baru-baru ini SMP Negeri 2 Cikulur melaksanakan kurban sebanyak 2 ekor domba. Menurut Kepala SMP Negeri 2 Cikulur, Ahmad Sungkawa S.Pd mengatakan, dilaksanakannya kurban disekolahnya bertujuaan meningkatkan Iman dan Taqwa (Imtaq) serta puji syukur kepada Allah SWT atas karunia dan hidayah –Nya yang selama ini selalu diberikan.

“Puji Syukur kami dan dalam rangka meningkatkan Iman dan Taqwa kepada –Nya. Mudah-mudahan tahun depan, kami masih bisa melaksanakan kurban dengan hewan yang lebih besar dan banyak, Amin..,” kata Ahmad Sungkawa pada MN dikantornya (30/11).

Masih kata Ahmad Sungkawa, dilaksanakannya kurban dilingkungan sekolah diharapkan dapat memberikan dampak yang baik oleh para siswa dan guru. Sehingga dikemudian hari nanti mereka (siswa) dapat melaksanakan kurban sendiri sesuai dengan anjuran agama.

Sementara itu, Apud mahpudin, salah seorang masyarakat disekitar sekolah tersebut mengatakan, pelaksanaan kurban di SMP Negeri 2 Cikulu sangat baik dan bagus, karena dapat berbagi rasa dan membantu warga masyarakat disekitarnya. Diharapkannya, kegiatan kurban tersebut terus diadakan dari tahun ketahun pasalnya baru pertama kali SMP Negeri 2 Cikulur melaksankan kurban.

“Kami warga disekitar mengucapkan terimakasih kepada pihak SMP Negeri 2 Cikulur atas kurbannya. Semoga kegiatan kurban ini dapat terus berjalan dari tahun ketahunnya,” kata Apud.

RA. Sudrajat

Camat Cikulur Gelar Rapat Dinas Keliling Desa Tiap Bulan

Suatu langkah dan upaya yang cukup optimal dalam rangka membina dan mempererat tali silahturahmi dan komunikasi, baru-baru ini Camat Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak, Edi Nurhedi, menggelar rapat dinas tingkat Kecamatan Cikulur ditiap desa setiap bulannya.

“Kami akan menggelar rapat dinas di masing-masing desa yang ada diwilayah Kecamatan Cikulur. Rapat dinas itu bersifat keliling (road show -red) dari desa ke desa setiap bulannya,” kata Edi pada MN belum lama ini dikantornya.

Pada rapat dinas tersebut, lanjut Edi, unsur Muspika Kecamatan Cikulur, Kepala dinas dan Instansi yang berada di Kecamatan Cikulur, para Kepala Desa, Tokoh masyarakat setempat diharapkan hadir dan mendukung terhadap kegiatan tersebut.

Yang akan dibahas pada rapat tersebut, lanjutnya lagi, yakni terkait program-program pemerintah baik dari pusat, provinsi maupun kabupaten, seperti pembangunan, kesehatan, keamanan, pendidikan, pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan serta mendengarkan keinginan atau keluhan masyarakat desa tersebut.

“Kami akan membahas terkait program-program pemerintah untuk rakyat dari berbagai bidang dan ingin mengetahui apa keluhan dan keinginan warga desa tersebut. Mudah-mudahan kami bisa memfasilitasinya agar dapat terwujud,” kata Edi.

Sementara itu, Kepala Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak, Oji Fakhroji saat dimintai komentarnya mengatakan, kegiatan rapat dinas yang digelar sebulan sekali dari desa ke desa sangatlah bagus diadakan. Pasalnya, dengan adanya kegiatan tersebut, pihak Camat beserta jajarannya akan mengetahui secara langsung akan permasalahan dan kebutuhan desa tersebut sehingga tidak akan terjadi miskomunikasi antara pihak desa dan kecamatan.

“Harapan kami selaku kepala desa pada kegiatan rapat dinas keliling desa ini, bila ada suatu permasalahan didesa kami, hendaknya permasalahan tersebut dapat diatasi dan apabila ada kebutuhan didesa kami, hendaknya kebutuhan itu dipenuhi, agar tujuan diadakannya rapat tersebut dapat bermanfaat dan ada gunanya buat kita semua” kata Oji pada MN dikediamannya belum lama ini.

RA. Sudrajat

Rabu, 25 November 2009

Kondisi Jalan Desa Memprihatinkan Warga Sukaharja Desak Jalan Golodog – Parage Panjang Segera Dibangun


Kondisi jalan Golodog – Parage yang menghubungkan Desa Parage dan Desa Sukaharja Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak, kini kondisinya sangat memprihatinkan. Hal ini dirasakan oleh para pengguna jalan tersebut bila mengendarai kendaraan baik roda dua (motor) maupun roda empat (mobil) akan terasa tidak aman dan nyaman. Pasalnya, jalan desa sepanjang 1 kilometer itu berlubang bak kubangan kerbau dan tidak rata (bergelombang –red), sehingga perlu ekstra hati-hati bila melalui jalan tersebut kalau mau selamat.

Kondisi jalan rusak dan memprihatikan itu amat dikeluhkan oleh warga desa khususnya warga Desa Sukaharja Kecamatan Cikulur. seperti dituturkan Ketua BPD Sukaharja, Inung pada MN dikediamannya (23/11).

Menurutya, Jalan Golodog – Parage Panjang pernah dibangun sekitar tahun 2002 silam, sejak itu hingga sekarang belum ada lagi tanda-tanda akan dibangun. Padahal kondisi jalan itu sudah sangat tidak layak dilalui oleh kendaraan, terlebih bila musim hujan tiba, kondisi jalan yang tidak rata, berlubang dan licin.

“Bila lewat jalan tersebut harus hati-hati pak, soalnya banyak lubang, apalagi sekarang musim hujan sangat licin,” kata Inung.

Dijelaskan Inung, Jalan Golodog – Parage panjang tersebut merupakan jalan vital (utama –red) yang sering dilalui oleh warga Desa Sukaharja dan sekitarnya apabila ingin berobat ke Puskesmas atau ke kantor kecamatan maupun ke Polsek Cikulur guna mengurus sesuatu hal. Aktivitas warga desa akan sedikit mengalami hambatan tatkala melewati jalan tersebut.

Terpisah, Pjs Kepala Desa Sukaharja, Suparta saat ditemui MN di kantornya (23/11) mengatakan, pihaknya sering menerima keluhan dari warganya terkait kondisi jalan rusak yang menghubungkan Desa Sukaharja dan Desa Parage serta desa-desa lainnya. Keluhan warga tersebut, lanjut Suparta, yang pada akhirnya mendesak untuk segera diperbaiki atau dibangunnya jalan Golodog – Parage panjang agar segala aktivitas warga desa tidak mengalami hambatan.

Masih dikatakan Suparta, pihaknya pernah mengusulkan pembangunan jalan tersebut pada pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, agar masuk pada kegiatan pembangunan jalan poros desa atau Hotmik Masuk Desa (HMD). Padahal usulan tersebut lanjutnya lagi, diusulkan melalui proses yang baik dan bertahap sesuai prosedur yakni, pada acara Musrenbangdes lalu dilanjutkan pada Musrenbangkec kemudian disusul melalui proposal, tapi hingga kini belum ada realisasi dari Pemkab Lebak.

“Keluhan warga desa, mendesak Pemkab Lebak untuk segera membangun jalan Golodog – Parage Panjang sepanjang 1 kilometer untuk segera dibangun, karena kondisinya sudah sangat memprihatikan,” kata Suparta.

RA. Sudrajat

Desa Cigoong Utara Laksanakan Pamsimas


Pada tahun 2009 ini, Desa Cigoong Utara Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak mendapat bantuan Penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) yang dananya dari pemerintah pusat melalui APBN tahun 2009 sebesar Rp. 275 juta.

Menurut Kepala Desa Cigoong Utara, Ratnaya saat dikonfirmasi MN dilapangan belum lama ini mengatakan, kegiatan Pamsimas di desanya dilaksanakan sebanyak 9 titik dibeberapa kampung diantaranya, Kampung Ciparanje, Kubang Batas, Cilame, Marga Mulya, Tegal, Pasir Gemuh, Hambur, Ciparay dan Kampung Kayu Dampit.

Dijelaskan Ratnaya, penyediaan sarana air di desa Cigoong Utara saat sulit didapat apabila musim kemarau tiba dan prilaku hidup bersih dan sehat dari warga desa kurang optimal sehingga pihaknya memohon kepada pemerintah pusat melalui Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak untuk mengalokasi kegiatan Pamsimas didesanya.

“Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan Pamsimas, mudah-mudahan penyediaan sarana air di Desa Cigoong Utara tetap ada dan tersedia walaupun musim kemarau tiba dan dapat merubah prilaku warga desa untuk selalu hidup sehat dan bersih setiap saat,” kata Ratnaya.

Kepada warga desa, lanjut Ratnaya, diharapkan untuk dapat menjaga dan melestarikan kegunaan dan manfaat air tersebut. Untuk itu, pihaknya akan membentuk panitia kecil dalam pengelolaannya.

Sementara itu, Tokoh masyarakat yang juga tokoh ulama Desa Cigoong Utara, Ust. Rahmat Suparta mengatakan, atas nama warga Desa Cigoong Utara mengucapkan terimakasih kepada pemerintah atas bantuan program kegiatan Pamsimas didesanya. Kini pihaknya tidak akan khawatir lagi akan kekurangan air saat musim kemarau tiba.

Namun, lanjutnya, dikarenakan luas dan banyaknya jumlah penduduk Desa Cigoong Utara, sebanyak 9 titik pada kegiatan Pamsimas tersebut dirasa masih belum maksimal dalam memenuhi kebutuhan air bersih warga desa. Untuk itu, agar dapat hasilnya maksimal, lanjutnya lagi, sudikah kira pemerintah memberikan bantuan 3 titik lagi dalam penyediaan air bersih di Desa Cigoong Utara, hal ini bertujuan agar seluruh warga desa dapat menikmati akan kegunaan dan manfaat air bersih.

RA. Sudrajat

2010 Warga Desa Bungur Mekar Harapkan HMD

Warga Desa Bungur Mekar Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak berharap pada tahun 2010 nanti mendapatkan program atau kegiatan Hotmik Masuk Desa (HMD). Hal itu dikatakan Kepala Desa Bungur Mekar, Enoh saat dijumpai MN dikediamannya belum lama ini. Dikatakannya, diwiliyah desa yang dipimpinnya terdapat jalan-jalan desa yang kondisinya kurang layak dilalui oleh kendaraaan, diantaranya yakni Jalan Cijaru.

Dijelaskan Enoh, Jalan Cijaru merupakan jalan desa sepanjang 1400 meter memiliki kondisi fisiknya yang parah dan sulit dilewati oleh kendaraan terlebih lagi bila musim hujan tiba kondisi jalan tersebut licin bercampur tanah merah.

“Jalan Cijaru sepanjang 1400 meter apabila musim hujan sangat sulit dilalui oleh kendaraan, sehingga dapat menghambat warga desa untuk melakukan aktivitas,” kata Enoh.

Jalan Cijaru tersebut, lanjut Enoh, merupakan jalan desa yang sering digunakan oleh warga desa. Pasalnya, jalan tersebut dapat menghubungkan Desa Bungur Mekar dan Desa Mekar Sari serta desa lainnya di Kecamatan Sajira.

Untuk itu, atas nama warga Desa Bungur Mekar, Enoh berharap sekali Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak pada tahun 2010, Jalan Cijaru dapat dibangun melalui Program HMD agar terjadi pemerataan pembangunan dan dapat meningkatkan aktivitas warga dalam upaya peningkatan tarap hidup ekonomi dan kesejahteraan warga desa Bungur Mekar.

Hal yang sama dikatakan H. Dase, tokoh masyarakat Desa Bungur Mekar menurutnya, Jalan Cijaru sudah sejak lama kondisi jalannya tidak bagus alias jelek alias rusak parah. Maka untuk itu, Pemkab Lebak segera merespon untuk secepatnya membangun Jalan Cijaru menjadi bagus (dihotmik -red) seperti jalan desa didesa-desa lainnya.

“Sejak tahun Kemerdekaan 1945 hingga kini, kondisi jalan Cijaru jelek, rusak dan susah dilalui oleh kendaraan apalagi bila musim hujan. Kami berharap kepada Bapak Bupati Lebak untuk segera membangun jalan Cijaru melalui Program Hotmik Masuk Desa (HMD) pada 2010 nanti,” kata H. Dase pada MN dikediamannya belum lama ini.

JAPAR

Jumat, 06 November 2009

Diduga Bangunan Milik Alfamart Di Warunggunung Tidak Memiliki Ijin


Sebuah bangunan hampir selesai, berlokasi di Desa Warunggunung Kecamatan Warungunung Kabupaten Lebak yang diduga milik Alfamart ternyata dalam prosesnya belum mengantongi ijin, baik dari pihak Kecamatan maupun dari pihak Pemerintah Kabupaten Lebak.

Kasubag TU Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak, Hj. Hamamah saat dikonfirmasi MN diruang kerjanya (4/11) membenarkan, bahwa bangunan yang persis berada disamping Polsek Warunggunung tersebut hingga saat ini pihak yang bersangkutan belum mengajukan proses perijinan.

Dalam hal ini, lanjutnya, pihak yang bersangkutan harus mengajukan berkas permohonan yang diantaranya Izin Mendirikan Bangunan (IMB), SITU, SIUPP dan TDP.

“Hingga saat ini, kami belum menerima permohonan perijinan baik IMB, SITU, SIUPP dan TDP untuk Alfamart di Desa Warunggunung tersebut,” kata Hj. Hamamah.

Untuk itu, lanjutnya lagi, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kepala Satpol PP Kabupaten Lebak untuk meninjau lokasi bangunan tersebut.

Sementara itu, Camat Warunggunung, Ngajiyo saat ditemui MN dirumah dinasnya (4/11) mengatakan, hingga saat ini pihakya belum pernah memberikan surat rekomendasi untuk perijinan keberadaan bangunan tersebut.


RA. Sudrajat

Sulit Pemasaran Pengrajin Tikar Pandan Desa Anggalan Mengeluh


Para pengrajin tikar pandan di Desa Anggalan Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak mengeluh. Pasalnya, tikar terbuat dari pandan yang diproduksinya sulit dipasarkan. Kesulitan itu telah lama dirasakan dan keluhkan sejumlah pengrajin tikar pandan didaerah tersebut. Hal itu, ditegaskan Sekretaris Desa (Sekdes) Anggalan, Eli.

Dikatakan, didesanya terdapat kurang lebih 250 pengrajin tikar pandan, karena hampir setiap rumah disetiap kampung, warga desanya menjadi pengrajin tikar pandan sebagai mata pencaharian tambahan (sampingan –red) salain bertani. Rata-rata para pengrajin tikar tersebut, lanjut eli, seharinya dapat menghasilkan 2 hingga 3 buah tikar.

“Bila dijumlahkan banyaknya pengrajin tikar yang jumlahnya ratusan dikalikan 2 buah tikar saja. sudah berapa ratus buah tikar yang dihasilkan oleh pengrajin tikar pandan Desa Anggalan,” kata Eli kepada MN dikediamannya (3/11).

Namun kata Eli, terdapat kendala yang sangat dirasakan oleh para pengrajin yakni, sulit untuk memasarkan hasil produksi tikar pandan didesanya, sehingga berdampak pula pada lambatnya atau rendahnya peningkatkan tingkat ekonomi dan kesejahteraan warga desa anggalan.

“Biasanya ada seseorang pengepul yang menampung hasil produksi tikar pandan untuk di pasarkan disekitar wilayah Banten bahkan hingga ke Jakarta. Mungkin karena modal yang dimiliki pengepul itu juga pas-pasan, sehingga menjadi hambatan lagi dalam pemasaran tikar tersebut,” tegas Eli.

Untuk itu, Eli berharap kepada pemerintah untuk turut memfasilitasi dan membantu permodalan dan pemasaran produksi tikar pandan didesanya, hal ini bertujuan untuk meningkatkan tarap hidup ekonomi warga desa dan juga menjadikan Desa Anggalan sebagai sentra pengrajin tikar pandan di Kabupaten Lebak.

Hal yang sama dikatakan salah satu pengrajin tikar pandan Desa Anggalan, Yati (30) saat ditemui MN dirumahnya (3/11). Dikatakan, dirinya menjadi pengrajin tikar sebagai mata pencaharian tambahan yakni bertujuan untuk membantu ekonomi keluarga.

Dari hasil tikar yang diproduksinya digunakan untuk membantu membiayai sekolah anaknya (uang jajan –red). Namun, kata Yati, kesulitan dalam pemasaran hasil produksi tikarnya menjadi hambatannya untuk meningkatkan ekonomi keluarga yang pada akhirnya berkurang semangat untuk memproduksi tikar tersebut.

“Lumayan aja pak, buat nambah-nambah uang jajan sekolah anak saya, tapi kalau tingkat pemasarannya baik, pasti baik juga buat kami para pengrajin tikar pandan dan menjadikan hidup kami mengalami peningkatan, baik peningkatan ekonomi dalam keluarga maupun peningkatan perekonomian didesa kami,” kata Yati.

Sementara itu, Kasi Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Kecamatan Cikulur, Slamet Hariyanto mengatakan, untuk kegiatan pengrajin tikar pandan diwilayah Kecamatan Cikulur terdapat di 6 desa diantaranya, Desa Anggalan, Muaradua, Tamanjaya, Muncangkopong, Pasirgintung dan Curugpanjang. Yang sangat dibutuhkan oleh pengrajin Tikar pandan, lanjut Slamet yakni, pengembangan dan pengelolaan bahan baku pohon pandan serta pembinaan dan penyuluhan yang intensif dari pihak-pihak atau dinas instansi yang terkait. Bila hal itu terpenuhi, maka hasil produksi kerajinan tikar panda nasal Kecamatan Cikulur akan berkembang maju.

“Yang dibutuhkan mereka (pengrajin –red) adalah pembinaan dan penyuluhan tentang pengembangan pengelolaan bahan baku pohon pandan itu, karena pohon tersebut perlu dipelihara dan berikan pupuk agar tumbuh dengan baik dan dapat menyediakan kebutuhan para pengrajin,” katanya saat dikonfirmasi MN dikantornya (5/11).


RA. Sudrajat

PNPM – Pedesaan 2009 Warga Desa Sumurbandung Buka Daerah Terisolir


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pedesaan tahun 2009 yang dilaksanakan di Desa Sumurbandung Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak disambut warga. Pada PNPM Pedesaan tahun ini, Desa Sumurbandung melaksanakan 2 kegiatan yakni kegiatan Pengerasan Jalan Kampung Cikaung – Kapunduan sepanjang 1850 meter dan 5 unit MCK.

Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi warga Desa Sumurbandung dengan ada PNPM –Pedesaan. Pasalnya, dengan kegiatan tersebut, warga dapat membuka akses jalan terilosir yakni jalan Kampung Cikaung – Kapunduan yang sudah bertahun-tahun sulit dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) PNPM –Pedesaan Desa Sumurbandung, Ace Wijaya saat ditemui Banten MN (26/10) mengatakan, harapan untuk membuka askes jalan terisolir tersebut sudah lama dinanti-nanti warga desa, khususnya warga Kampung Kapunduan. Pelaksanaan kegiatan Pengerasan jalan sepanjang 1850 meter, yang melalui hutan dan sawah milik warga desa tersebut, lanjut Ace, merupakan sebuah harapan atau cita-cita warga yang terwujud sehingga dalam pelaksanannya mendapat dukungan dari warga desa.

“Alhamdulillah, kegiatan ini merupakan harapan warga yang terwujud.. Untuk itu, warga desa harus mendukung program kegitaan tersebut, mudah-mudah tidak hambatan sehingga program ini dapat berjalan lancar dan sukses” kata Ace.

Sementara itu, Kepala Desa Sumurbandung, Amin Hidayat saat dikonfirmasi mengatakan, tahun ini desannya mendapatkan PNPM –Pedesaan untuk fisik digunakan membangun 5 unit MCK dan pengerasan jalan menghubungkan jalan Kampung Cikaung dan Kampung Kapunduan sepanjang 1850 meter.

Dijelaskan Amin, Kampung Kapunduan merupakan daerah terisolir yang amat sulit ditembus atau dilalui oleh kendaraan. Dahulu, lanjut Amin, untuk mencapai Kampung kapunduan harus melalui jalan setapak melintasi hutan dan sawah. Namun kini, lanjutnya lagi, demi terciptanya pemerataan pembangunan di Desa Sumurbandung, dengan adanya PNPM –Pedesaan, aparat dan warga desa, bersama-sama membangun membuka askes jalan terisolir Jalan Cikaung – Kapunduan dengan kegiatan pengerasan jalan.

Amin mengharapkan, pada tahun berikutnya (2010) baik dalam PNPM –Pedesaan atau program lainnya. Jalan Cikaung –Kapunduan dapat ditingkatkan lagi menjadi jalan desa yang berhotmix yang dapat memperlancar segala aktivistas warga kampung dalam upaya peningkatan ekonomi guna tercapai tingkat kesejahteraan.

“Yang kami harapkan yakni terjadinya suatu pemeretaan pembangunan. Apabila Kampung Kapunduan sudah dapat dilalui kendaraan khususnya roda empat, maka akan terjadi peningkatan aktivitas warga dalam upaya meningkatan tingkat ekonomi dan kesejahteraannya ” kata Amin pada MN dikantornya (31/10).

Terpisah, Ketua Unit Pengelola Keuangan (UPK) Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, M. Jen saat ditemui MNN diruang kerjanya belum lama ini menjelaskan, untuk kegiatan PNPM –Pedesaan tahun 2009 ini, Kecamatan Cikulur dibiayai sebesar Rp. 3 Milyar yang peruntukannya 30 % untuk ekonomi (SPP) dan 70 % fisik (infrastruktur) yakni, Jalan Terford (pengerasan jalan), Rabat beton jalan, Jembatan, membangun MCK, Pos Yandu, Madrasah Diniyah dan membangun Sekolah Taman Kanak-kanak (TK).

Ditambahkan M. Jen, kegiatan di PNPM –Pedesaan semuanya bertujuan dalam upaya peningkatan tingkat kesejahteraan dan ekonomi warga desa agar tercapainya masyarakat adil dan makmur. Untuk itu, sebagai warga desa harus serius mendukung dalam pelaksananya, karena hasil dan manfaatnya akan dapat dirasakan oleh warga itu sendiri.

Kepada pemerintah, harap M. Jen, ditahun berikutnya (2010) kegiatan ini terus tetap ada dan berjalan agar prasarana di Kecamatan Cikulur mengalami peningkatan yang pada akhirnya dapat pula meningkatkan tingkat kesejahteraan dan ekonomi warga desa yang berada di Kecamatan Cikulur.

“ Dengan dukungan dari semua pihak dan tidak adanya hambatan khususnya dari cuaca. Semoga PNPM –Pedesaan di Kecamatan Cikulur dapat berjalan sukses dan hasilnya dapat bermanfaat bagi masyarakat,” kata M. Jen.

RA. Sudrajat

Jumat, 02 Oktober 2009

Bupati Lebak Terima Laporan Via SMS Ada Pemotongan Dana BOS di Panggarangan

Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya belum lama ini menerima laporan lewat (via) short messages services (SMS) bahwa adaya pemotongan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) di Kecamatan Panggarangan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, potongan tersebut sebesar Rp. 2.500,- per siswa.

Hal itu dikatakan Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya pada acara Halal bi halal di Kecamatan Cikulur yang bertempat di Kantor Kecamatan Cikulur dihadiri sekda Lebak, sejumlah Kepala Dinas, unsur Muspika Cikulur, Para Kepala Desa, Kepala Sekolah se Kecamatan Cikulur, tokoh Ulama dan Masyarakat Kecamatan Cikulur (30/9).

Dikatakannya, dengan diterimanya laporan tersebut, pihaknya telah menginstruksikan kepada Inspektorat Daerah kabupaten Lebak dan meminta bantuan aparat kepolisian untuk segera menyelidiki permasalahan tersebut. Bila hal itu terbukti benar, maka lanjutnya, para pelaku agar ditangkap dan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Masih kata Bupati Lebak, di Kecamatan Panggarangan tercatat 5 ribu lebih siswa yang menerima dana BOS, coba bayangkan bila hal itu benar terjadi, sudah berapa puluh juta uang yang terkumpul. Hal ini tidak bisa dibiarkan dan pelakunya harus diberi sanksi.

“Adanya laporan yang Saya terima lewat SMS, Saya telah memerintahkan kepada Inspektorat daerah dan meminta bantuan dari kepolisian untuk menyelidikinya. Kalau memang benar terbukti, tangkap saja,” tegas Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya.

Pada kesempatan itu pula H. Mulyadi Jayabaya menghimbau kepada seluruh kepala sekolah atau para pengelola dana BOS untuk lebih baik dan transparan (terbuka –red) dalam menggunakan dana BOS harus sesuai aturan yang berlaku sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan.

“tujuan dari BOS itu baik dan gunakanlah sesuai aturan. Jangan dikotori oleh oknum-oknum yang ingin memperkaya diri sendiri dan kalau ada oknum seperti itu, maka Saya tidak segan-segan memberi sanksi tegas sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku,” katanya.

RA. Sudrajat.

Halal Bi Halal di kecamatan Cikulur Bupati Minta Do’a dan Dukungan Masyarakat Dalam Membangun Lebak

Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya meminta do’a dan dukungannya dari seluruh warga masyarakat Kecataman Cikulur dalam pelaksanaan pembangunan agar dapat berjalan dan sukses sesuai dengan harapan bersama. Hal itu dikatakan dalam sambutannya pada acara halal bi halal yang digelar di kantor Kecamatan Cikulur dihadiri, Sekda Lebak, sejumlah Kepala Dinas, Badan dan Kantor dilingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Unsur pimpinan Muspika Cikulur, para Kepala Desa, para Kepala Sekolah, tokoh ulama dan masyarakat se Kecamatan Cikulur (30/9).

Dalam menjalankan kinerjanya, lanjut Bupati, pihaknya dibantu oleh para kepala dinas yang benar-benar dan serius memiliki niat untuk membangun Kabupaten Lebak agar lebih baik dan maju serta dapat bersaing dengan kabupaten lainnya dalam hal pembangunan disegala bidang.

“Untuk mencapai itu semua, sangat diperlukan dukungan serta peran aktif masyarakat terhadap berbagai program pemerintah yang akan digulirkan kepada masyarakat dalam upaya peningkatkan mobilitas masyarakat agar tercapainya tingkat kesejahteraan ekonomi warga kearah yang lebih baik. Dan saya mohon do’anya agar apa yang kita cita-citakan bersama dapat tercapai dengan maksimal,” kata H. Mulyadi Jayabaya yang akrab dipanggil JB.

Sementara itu, tokoh Ulama Cikulur yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Cikulur, Kyai Rafei, dalam sambutannya mengatakan, sejak Kabupaten Lebak dipimpin oleh H. Mulyadi Jayabaya sangat jelas terasa manfaatnya dalam pembangunan, baik dalam bidang Insfrastruktur, Pendidikan dan kesehatan.

Dalam bidang Insfrastruktur, lanjut Kyai Rafei, saat ini kondisi jalan-jalan dipedesaan hampir semuanya telah tersentuh hotmik hingga dapat memudahkan bagi masyarakat untuk beraktifitas dalam meningkatkan tarap hidup ekonomi masyarakat. Di bidang pendidikan, telah banyak sekolah-sekolah yang direhab dan dibangun dalam upaya peningkatan sarana dan prasarana Pendidikan serta upaya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Kabupaten Lebak. Bidang Kesehatan, masih kata Kyai Rafei, kini semakin baiknya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.

“Alhamdulillah, sejak dipimpin H. Mulyadi Jayabaya, Kabupaten Lebak lebih baik dan maju dalam pembangunan disegala bidang. dan kami sebagai masyarakat dapat merasakan sekali manfaatnya. Terimakasih pak Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya,” kata Kyai Rapei.

RA. Sudrajat

Selasa, 29 September 2009

Sudah Hampir Satu Tahun 17 Lampu PJU Kawasan Sampay Dibiarkan Mati


Hampir satu tahun lamanya, sebanyak 17 lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di kawasan (daerah –red) Sampay Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak dibiarkan mati. Hal ini mengakibatkan suasana malam di kawasan tersebut tidak begitu terlihat terang dan indah.

Ica (60) warga Sampay yang sempat dikonfirmasi MN dikediamannya belum lama ini mengungkapkan, di daerah Sampay disebelah kanan - kiri jalan raya terdapat lampu PJU, namun hampir satu tahun lampu PJU sebelah kiri jalan raya dari arah Rangkasbitung kondisinya tidak menyala alias mati.

Dirinya, lanjut Ica, pernah memberitahu dan menanyakan ke pihak terkait (PLN) atas matinya beberapa lampu PJU tersebut, tapi hingga kini belum ada tindakan perbaikan dari PLN untuk menyalakan kemabali PJU itu.

“Saya pernah ngobrol dengan orang PLN mengenai masalah ini, jawabannya nanti diperbaiki. Namun hingga kini lampu PJU itu masih belum menyala,” kata Ica.

Hal senada dikatakan Epi (30) dikatakannya, sebanyak 17 lampu PJU yang mati terjadi disebelah jalan, mulai dari dekat SMP Negeri 1 Warunggunung (Jalan Raya Pandeglang) hingga ke kawasan Sampay ( Jalan Raya Sampay – Cileles).

Masih kata Epi, dengan matinya lampu PJU tersebut, menandakan instansi atau dinas terkait terkesan kurang peduli dan tidak bertanggungjawab. Pasalnya, para konsumen listrik dalam kewajiban setiap bulan membayar iuran listrik ada sedikit persentase untuk membayar PJU sehingga tidak alasan lain untuk tidak memperbaiki PJU karena PJU tersebut telah dibayar oleh para konsumen listrik.

“Kami (konsumen listrik –red) telah memenuhi kewajiban kami membayar listrik, maka berikan hak kami dalam mengadaan atau perbaikan PJU didaerah kami,” katanya pada MN belum lama ini.


Listrik Sering Padam


Selain itu, seringnya listrik padam juga menjadi kekecewaan warga (konsumen –red). Seperti dituturkan Budi, (30) pemilik Warung Internet (Warnet) didaerah Sampay.

Dikatakan Budi, dengan sering padamnya listrik akan sangat dirasakan dampak yang negatif dan mengganggu pada usaha Warnet yang dimilikinya. Padahal lanjut Budi, pihaknya selalu memenuhi kewajiban membayar tagihan listrik tiap bulannya tapi kenapa pihak PLN dalam memberikan pelayanan terhadap konsumen kurang maksimal dirasakan. Tidak seperti, ketika para konsumen listrik telat dalam membayar listrik, pihak PLN langsung memberikan sanksi atau denda bahkan mengancam akan mencabut.

“Kalau kita telat sehari saja membayar listrik tiap bulannya, langsung kena denda. Tapi tatkala listrik sering padam tanpa adanya pemberitahuan dan merugikan konsumen lalu kita melapornya, dengan nada biasa PLN menjawab, maaf pak, kami akan secepatnya memperbaiki,” kata Budi dengan nada kesal.

Sering padamnya listrik ini, dirasakan Budi, terkadang lama padamnya ada juga sebentar mati sebentar hidup lalu mati dan hidup lagi, kejadian padamnya listrik seperti itu, menurut Budi, dapat membuat kerusakan pada barang-barang elektronik.

“Sudah 3 unit komputer saya yang rusak, kuat dugaan saya, rusak akibat sering padamnya listrik yang kejadiaannya mati nyala lalu mati lagi lalu nyala lagi. Kalau sering seperti itu, usaha saya bisa-bisa tutup,” tegas Budi.

Saat MN hendak mengkonfirmasi masalah tersebut, Kepala Menejer UPJ PLN Rangkasbitung H.M.Tohir tidak ada dikantor. “Bapaknya gak ada, lagi ke Serang,” kata satpam di kantor tersebut.

RA. Sudrajat

Rabu, 09 September 2009

Sejumlah Warga Mempertanyakan Kegiatan Pemeliharaan Jalan Raya Sampay – Cileles Terkesan Asal Tambal


Penambalan jalan pada kegiatan pemeliharaan Jalan Raya Sampay – Cileles sepanjang kurang lebih 6 kilometer yang dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga Provinsi Banten, oleh sejumlah warga pengguna jalan tersebut dipertanyakan. Pasalnya, kegiatan penambalan jalan yang rusak dan berlubang di Jalan Raya tersebut terkesan asal jadi atau asal tambal.

Saen (30) Sopir angkot jurusan Terminal Mandala – Koncang yang setiap hari melalui jalan itu merasa aneh melihat kegiatan penambalan jalan tersebut. Menurut Saen, pada tahun lalu kegiatan penambalan jalan yang rusak dan berlubang menggunakan Hotmix sehingga terlihat rapih dan enak dilalui oleh kendaraan, namun pada tahun ini penambalan jalan menggunakan aspal curah/lapen yang cara pengerjaannya terkesan asal-asalan sehingga walaupun sudah ditambal jalan yang berlubang tidak enak dilalui oleh kendaraan dan terlihat dan dirasakan jalan tersebut bergelombang.

“Kenapa ya, tahun lalu penambalan jalan menggunakan Hotmix, tapi sekarang penambalan jalan menggunakan aspal siram (aspal curah/lapen). Pengerjaannya pun kurang bagus, jalan terasa bergelombang,” kata Saen pada MN belum lama ini.

Ada lagi, Juen (40) warga Desa Sumurbandung, Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak. menurutnya, kalau melihat cara pengerjaan penambalan pada kegiatan pemeliharaan Jalan Raya Sampay – Cileles tidak mengedepankan baik dari segi mutu dan kualitas jalan, sehingga nantinya jalan rusak dan berlubang yang telah ditambal tidak akan bertahan lama dan akan mengalami kerusakan lagi. Pada kegiatan tersebut, lanjut Juen, penambalan jalan menggunakan aspal curah (lapen) dan di Stum (diratakan) dengan mesin yang berkapasitas kecil (satu ton). Padahal, Jalan Raya Sampay – Cileles merupakan jalur padat yang sering dilalui kendaraan yang berkapasitas besar sehingga besar kemungkinan dalam waktu tidak lama jalan tersebut akan mengalami kerusakan kembali.

“Kalau melihat cara pengerjaannya seperti itu, Saya yakin tidak lama lagi jalan akan rusak kembali. Sayangkan kegiatan pemeliharaan jalan yang dibiayai dana besar tidak dapat berlangsung lama. Sebentar-bentar rusak,” kata Juen dengan nada kesal.

Terpisah, saat dikonfirmasi pegawai Dinas Bina Marga Provinsi Banten yang juga seorang Pengawas pada kegiatan tersebut, Sandi mengatakan, dirinya hanya ditugaskan untuk mengawasi pekerjaan penambalan jalan pada kegiatan pemeliharaan Jalan Raya Sampay –Cileles dan memberi honor untuk para pekerja. Kalau urusan material (Aspal Curah, Batu Split dan Stum), lanjut Sandi, itu urusan dinas yang mengirim (ngedrop –red) langsung kelapangan.

“Tugas saya cuma mengawasi pekerjaan dan memberi honor para pekerja. Masalah menggunakan aspal curah (lapen) pada kegiatan penambalan ini, karena dari dinasnya yang mengirim. Untuk lebih jelasnya, silahkan bapak wartawan tanya aja langsung ke Dinas ke atasan saya,” jelas Sandi pada MN dilokasi (8/9).
Ketika ditanya kenapa menggunakan mesin perata jalan (Stum) berbobot kecil (satu ton), kata Sandi, bahwa mesin yang dimilikinya berobot 2 ton sedang mengalami kerusakan, sehingga pihaknya meminjam ke Dinas Bina Marga Kabupaten Lebak, namun yang ada hanya berbobot satu ton, karena pihaknya sangat memerlukannya maka diterima mesin Stum tersebut.

“Mesin berbobot satu ton itu kami dapat memijam dari Dinas Bina Marga Kabupaten Lebak, karena mesin kami yang berbobot 2 ton sedang rusak tidak bisa digunakan,” kata Sandi.

RA.Sudrajat

Rabu, 02 September 2009

Diduga Ada Fee Dibalik Pengadaan Buku DIPA MI

Pada kegiatan Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) Madrasah Ibtidayah (MI) di Kabupaten Lebak Provinsi Banten yang dibiayai APBN, Departemen Agama sebesar Rp. 91.500.000 yang terbagi 70% untuk Fisik dan 30 % untuk Peningkatan mutu pendidikan (pengadaan buku -red) diduga ada permainan “bisnis kotor” yang tersistim dan terpola pada kegiatan pengadaan buku tersebut dengan adanya fee ke tangan-tangan para pengelola kegiatan tersebut.

Menurut salah satu rekanan penerbit buku yang namanya tidak mau disebut mengatakan, pembagian fee tersebut bertujuan untuk mempelancar binis buku agar laku terjual ke pihak-pihak sekolah. Pembagian fee tersebut,lanjutnya, diberikan kepada oknum pejabat yang memiliki peranan penting mengelola kegiatan tersebut.

Dijelaskannya, banyak para penerbit buku yang mengincar kegiatan tersebut, sehingga sering terjadinya “perang fee” diantara penerbit itu sendiri. Si oknum pejabat itu biasa mengincar fee paling besar yang akan diberikan kepadanya.

Lanjutnya lagi, menurut perhitungan keuntungan dari bisnis pengadaan buku sebesar 30% hingga 35%. Dari keuntungan sebesar itu, lalu di bagi-bagi ke oknum-oknum tangan pengelola kegiatan, untuk fee setingkat kepala MI sebesar 10% hingga 15% dan untuk pejabat yang lebih tinggi sebesar 5% hingga 10% dan sisanya untuk keuntungan si penerbit itu sendiri.

“Kalau tidak ada fee, kita akan mengalami kesulitan untuk memasarkan buku ke sekolah-sekolah,” katanya pada MN belum lama ini dikediamannya.

Sehingga dengan adanya fee, banyak orang atau oknum pejabat yang mau menerima tawaran untuk menawarkan buku pada sekolah/MI agar mau membelinya dan agak sedikit intervensi mengharuskan membeli buku tersebut.

Dalam hal ini, pemberian fee banyak diakui oleh beberapa Kepala MI yang sempat ditemui MN. Dikatakannya, para rekanan penerbit buku banyak yang datang menawarkan dengan iming-iming fee. Namun, lanjutnya, pada pengadaan buku tersebut sudah ada yang mengarahkan dengan mengintervinsi (atasannya -red) agar membeli kesalah satu penerbit.

“Biasanya sudah diarahkan dari atasnya agar membeli buku kesalah satu penerbit yang ditunjuk. Ya, kita yang dibawah mengikuti aja,” ujar Kepala MI yang namanya minta dirahasiakan.

Walaupun sudah diatur dan diarahkan dari atasannya, lanjutnya, pihaknya masih dapat menerima fee, namun tidak sesuai yang diharapkan (kecil –red) tidak seperti bertransaksi langsung dengan si penerbitnya, agak besar fee yang didapat.

RA. Sudrajat

Senin, 31 Agustus 2009

Tidak Jauh Dari Kota Rangkasbitung Kampung Kapunduan Belum Ada Jaringan Listrik


Sejumlah warga Kampung Kapunduan, Desa Sumurbandung Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak meminta kepada pemerintah untuk segera merealisasikan pengadaan jaringan listrik di kampung mereka. Pasalnya, dilihat dari letak georafis kampung tersebut yang tidak begitu jauh dari Ibu Kota Kabupaten Lebak (Rangkasbitung) berjarak kurang lebih 20 kilometer hingga kini belum ada jaringan listrik.

Marsim (40) warga Kampung Kapunduan Desa Sumurbandung Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak mengatakan, sudah lama (bertahun-tahun) warga Kampung Kapunduan berharap adanya jaringan lisrik masuk ke kampungnya. Hal ini, membuat kampung Kapunduan menjadi daerah perkampungan tertinggal dibandingkan dengan kampung-kampung lainnya.
“Jarak kampung kami tidak begitu jauh dari Kota Rangkasbitung kurang lebih berjarak 20 kilometer, tapi kondisi kampung kami sangat tertinggal dengan belum masuknya jaringan listrik,” kata Marsim pada MN dikediamannya (31/8).

Untuk itu, agar terjadinya pemerataan kemajuan pembangunan disegala bidang, lanjut Marsim, warga Kampung Kapunduan berharap sekali kepada pemerintah untuk memperhatikan dan peduli terhadap perkembangan kemajuan Kampung Kapunduan.

Terpisah, Kepala Desa Sumurbanmdung Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak, Amin Hidayat saat ditemui MN di kediamannya (31/8), mengakui adanya keluhan dari para warga Kampung Kapunduan yang sangat berharap masuknya jaringan listrik ke daerahnya.

Amin menjelaskan, Kampung Kapunduan diibaratkan adalah sebuah pulau diareal persawahan, menuju ke kampung tersebut, melewati hutan dan persawahan. Jumlah penghuni di kampung tersebut sebanyak 31 rumah dengan 40 Kepala Keluarga (KK).
Ditambahkan Amin, bahwa kondisi Kampung Kapunduan terisolir. Hal itu, dibuktikan dengan belum adanya jaringan listrik (tiang-tiang listrik) yang layak dan memadai. Jaringan yang ada saat ini, mengambil dari kampung tetangga dengan tiang-tiang seadanya dari batang-batang bambu atau pepohonan. Panjang jarak dari tiang listrik terdekat kira-kira 2 kilometer.

Selain itu, jalan menuju kampung tersebut kondisinya masih tanah merah, sehingga apabila musim hujan tiba akan sulit dilalui baik oleh kendaraan roda dua (motor) maupun roda empat (mobil) karena licin bercampur tanah merah.

“Sungguh ironis melihat kondisi kampung Kapunduan, selain belum adanya jaringan listrik juga kondisi jalan yang sangat kurang mendukung, apalagi musim hujan, sulit sekali dilalui kendaraan karena jalan licin bercampur tanah merah,” kata Amin.

Untuk itu, karena semua ini merupakan kewajiban dan tangungjawab bersama, pihaknya berharap kepada pemerintah baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab Lebak), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten maupun Pemerintah Pusat untuk peduli dan turut serta membangun Kampung Kapunduan agar tercapainya suatu pemerataan dalam pembangunan desa, sehingga keberadaan warga di Kampung Kapunduan sama dengan warga-warga kampung lainnya yaitu dapat dengan leluasa melakukan aktivitas tanpa adanya hambatan, yang pada akhirnya akan mendongkrak aspek perekonomi dan pendapatan warga di kampung tersebut.

RA.Sudrajat

SMP Negeri 4 Cikulur Kekurangan RKB

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Cikulur, berlokasi di Desa Cigoong Selatan Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak Provinsi Banten, efektif beroperasional kurang lebih 2 tahun, saat ini sangat membutuhkan penambahan ruangan kelas baru (RKB). Pasalnya, jumlah siswa yang ada tidak sesuai dengan jumlah ruangan belajar (kelas). Hal itu ditegaskan Kepala SMP Negeri 4 Cikulur, Supardi.

Dikatakan Supardi, jumlah peserta didik (siswa –red) yang dimiliki SMP Negeri 4 Cikulur sebanyak 147 orang sedangkan jumlah ruang kelas yang ada sebanyak 3 ruang sehingga satu rombongan belajar (rombel) siswa di upayakan masuk pada siang hari.

Dengan terbaginya dua siff pembelajaran di SMP Negeri 4 Cikulur yakni pagi dan siang, diakui Supardi, berdampak pada kurang efektif dan efisien system kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah. Hal ini dibuktikan pada semangat belajar dan disiplin siswa berkurang terutama siswa yang masuk pada siang hari. Bila hal ini tidak tidak sikapi dan ditanggapai secara serius, lanjut Supardi, dikhawatirkan akan berdampak menurunnya prestasi siswa disekolah.

“Dampak yang sangat dirasakan sekali yakni, semangat belajar dan disiplin siswa disekolah berkurang. Bila hal ini dibiarkan tanpa adanya upaya dari pemerintah untuk menambahkan ruangan kelas baru disekolah kami, maka para siswa dalam upaya meningkatkan prestasinya akan mengalami kesulitan dan ada kemungkinan menurun prestasinya,” kata Supardi pada MN belum lama ini diruangan kerjanya.

Supardi berharap kepada pemerintah untuk segera memperhatikan perkembangan pendidikan di SMP Negeri 4 Cikulur dengan merealisasikan menambahan RKB, agar apa yang telah diprogramkan selama ini oleh pemerintah pada bidang pendidikan dapat berjalan sukses sesuai dengan cita-cita bersama.

Hal yang sama dikatakan Kepala Desa Cigoong Selatan Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak, Dudung Haerudin. Menurutnya, dengan adanya dua siff system belajar di SMP Negeri 4 Cikulur diwiliyah desanya, berdampak banyaknya keluhan khususnya dari orang tua siswa dan sebagain guru disekolah tersebut. Keluhan mereka (orangtua siswa dan Guru –red) kata Dudung, belajar diwaktu siang hingga sore disekolah amat dirasakan kurang baik dan efektif sehingga akan terjadi penurunan semangat dan disiplin siswa dalam belajar disekolah yang akan berdampak pula pada peningkatan prestasi siswa.

“Mayoritas yang sekolah disana adalah warga Desa Cigoong Selatan, sehingga banyak orang tua siswa mengeluh (curhat –red) kalau anaknya sekolah pada siang hingga sore hari sedikit keberatan kerena biasanya mereka (siswa) itu membantu orang tua dirumah pada saat-saat waktu itu,” kata Dudung pada MN belum lama ini

Pihaknya, lanjut Dudung, mendukung langkah upaya Kepala SMP Negeri 4 Cikulur untuk melakukan permohonan penambahan ruang kelas baru kepada pemerintah agar kegiatan belajar mengajar disekolah tersebut dapat belajar baik, efektif dan efisien sehingga para siswa yang mayoritas orang Desa Cigoong Selatan dapat pintar, cerdas dan berprestasi.

RA. Sudrajat

Minggu, 16 Agustus 2009

Sebanyak 600 Siswa SD Di Cikulur Terima BSM

Terkait program pemerintah dibidang pendidikan dalam membantu pendanaan (Bea siswa –red) bagi para murid atau siswa dari keluarga tidak mampu (miskin). Pada tahun 2009 ini, sebanyak 600 murid Sekolah Dasar (SD) yang masuk dalam kategori siswa miskin di Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak Provinsi Banten mendapatkan dana Beasiswa miskin (BSM) dari pemerintah. Hal itu dikatakan Kepala Unit Pelayanan teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Cikulur, Ohim S.Pd.

Di Kecamatan Cikulur untuk dana BSM tersebut difokuskan atau mengutamakan pemberian bagi siswa miskin berprestasi, masing-masing siswa menerima dana sebesar Rp. 360 ribu, lalu pada tahap berikutnya, dana BSM akan diberikan bagi siswa miskin saja.
“Kali ini, kami mengupayakan dan mengutamakan memberi dana BSM tersebut bagi siswa miskin yang memiliki prestasi. Bagi siswa miskin yang tidak memiliki prestasi akan kami upayakan pada tahap berikutnya,” kata Ohim pada MN diruang kerjanya (14/8).

BSM ini, lanjut Ohim, merupakan sebuah bukti kepedulian pemerintah terhadap keberadaan siswa miskin yang patut didukung bersama agar berjalan sukses. Untuk itu, Ohim berharap, agar para siswa penerima BSM dapat menggunakan dana beasiswa tersebut dengan sebaik mungkin, sesuai kebutuhan dan aturan yang telah ditentukan serta dapat lebih meningkatkan lagi prestasi belajar disekolah.

Sementara itu, ditempat terpisah Kepala SD Negeri 1 Sumurbandung, Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak, Drs. Cecep Hidayat saat dikonfirmasi MN diruang kerjanya (14/8) mengatakan, SD Negeri 1 Sumurbandung mendapatkan BSM sebanyak 32 siswa miskin berprestasi.

Pihaknya, lanjut Cecep, dalam hal ini, pihaknya akan melaksanakan dan BSM tersebut sesuai dengan aturan yang ada agar apa yang telah diprogramkan oleh pemerintah dapat mengenai sasaran dan berjalan sukses. Perlu diketahui, SD Negeri 1 Sumurbandung merupakan SD yang memiliki predikat Sekolah Standar Nasional (SSN) dan belum lama ini sempat dikunjungi oleh Calon Wakil Presiden Republik Indonesia terpilih, Boediono.

Untuk itu terkait BSM, pihaknya akan melakukan musyawarah dengan pihak komite dan orang tua siswa yang mendapat BSM untuk membicarakan bagaimana agar dana tersebut tepat pada sasaran. Karena dalam aturannya, lanjut cecep lagi, dana tersebut diberikan ke siswa untuk memenuhi kebutuhan alat-alat pembelajaran siswa (ATK), baju olah raga, alat kesenian yang semua untuk menunjang siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

“Kami berharap, orang tua siswa dapat lebih peduli dan mendukung anaknya dalam upaya meningkatkan prestasi disekolah. Karena tanpa adanya dukungan dari orang tua hal itu tidak ada terwujud,” kata Cecep.

RA. Sudrajat

Di Lebak Paket Pakem 2009 Dilaksanakan Di 8 Desa

Program kegiatan terpadu (Paket) merupakan hadiah atau apresiasi dari pemerintah atas prestasi yang diraih oleh Badan Kemusyawaratan Masyarakat (BKM) dan Unit pelaksana Kegiatan (UPK) yang terdapat pada Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP). Paket tersebut bersumber dana dari APBN dan APBD Kabupaten Lebak, pada tahun 2009 ini dilaksanakan di 8 desa yang terdapat di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak diantaranya, Desa Warunggunung, Cempaka, Padasuka, Selaraja, Banjarsari, Sukarendah, Baros dan Desa Cibuah.

Pada Paket tersebut dilaksanakan berbagai kegiatan diberbagai bidang seperti, dibidang Pertanian, Kesehatan, Perikanan, Insfrastruktur (jalan), Irigasi dan Kehutanan perkebunan (Hutbun) yang semua kegiatannya dilaksanakan oleh Panitia kemitraan (Pakem). Terdapat 13 Pakem di 8 desa yang menerima Paket tersebut.

Pakem Suka Mulya

Pantauan MN dilapangan, di Panitia Kemitraan (Pakem) Suka Mulya Desa Sukarendah Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak pada Program kegiatan terpadu (Paket) melaksanakan kegiatan dibidang pertanian. Hal tersebut dikatakan Ketua Pakem Suka Mulya Desa Sukarendah, Uding. yang didampingi salah seorang anggotanya, Buchori.

Dikatakan Uding, pihaknya menerima dana Paket sebesar Rp. 21 jutaan yang merupakan usulan kegiatan pada tahun 2008 yang direalisasikan pada tahun 2009. Dana tersebut digunakan untuk kegiatan dibidang pertanian dengan areal persawahan binaan seluas 50 hektare. Ditambahkan Uding, terdapat dua kegiatan yang dilaksanakan Pakem Suka Mulya yakni, kegiatan gabungan dan kegiatan tunggal. Untuk kegiatan gabungan terdapat di tiga desa yaitu, Desa Warungunung, Cibuah dan Sukarendah, sedangkan kegiatan tunggal terdapat di Desa Sukarendah.

Dalam hal ini, lanjut Uding, Pakem Suka Mulya melaksanakan pembinaan dan pembelajaran kepada anggotanya untuk menggunakan pupuk organik dan anorganik secara baik dan benar. Pelaksanaan pupuk organik diterapkan pada areal persawahan seluas 30 hektare dan pupuk anorganik diareal 20 hektare

Pada awalnya, pihaknya mengikuti beberapa kegiatan pelatihan untuk mengetahui bagaimana cara membuat dan menggunakan pupuk organik. Ini bertujuan, lanjutnya lagi, para petani dapat berkembang maju akan kemampuan dalam peningkatan hasil produksi pertanian sehingga yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi pateni itu sendiri. Diharapkan dari hasil pelatihan tersebut, agar para petani tidak terlalu ketergantungan pada penggunaan pupuk anorganik. Pihaknya selalu mengusahakan dan mengupayakan agar petani binaannya untuk lebih menggunakan pupuk organik dibanding pupuk anorganik yang hanya sekedar perangsang pertumbuhan.
“Pakem Suka Mulya telah mengikuti pelatihan, mengenai bagaimana cara membuat pupuk organik dan cara penggunannya dengan baik dan benar. Kami mengupayakan terhadap petani anggota Pakem Suka Mulya untuk lebih menggunakan pupuk organik dan sekedar perangsang, baru menggunakan pupuk anorganik ” kata Uding pada MN dikediamannya (14/8)

Pakem Mandiri 1


Terpisah, pelaksaaan Program kegiatan terpadu (Paket), Panitia kemitraan (Pakem) Mandiri 1 Desa Cibuah Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak, pada peningkatan insfrastruktur (jalan). Hal itu dikatakan Bendahara Pakem Mandiri 1 Desa Cibuah, M. Rois.

Masih kata M. Rois, pihaknya menerima dana Paket sebesar Rp. 95 jutaan, digunakan untuk 3 jenis kegiatan yang lokasinya di Kampung Cibuah Tapen dan Kampung Pabuaran Desa Cibuah. Ketiga kegiatan tersebut diantaranya, kegiatan Telpot (pengerasan jalan) sepanjang 350 meter, pengaspalan/lapen sepanjang 550 meter dan Turap sepanjang 20 meter.

Kegiatan ini, lanjut Rois, merupakan hadiah atas prestasi yang diraih oleh BKM Desa Cibuah dan Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) dalam hal pengelolaan dan pelaksanaan dana P2KP sebelumnya.

“Ada 3 kegiatan yang dilaksanakan Pakem Mandiri 1 yakni, pengerasan jalan sepanjang 350 meter, pengaspalan jalan sepanjang 550 meter dan pemasangan turap sepanjang 20 meter,” kata Rois pada MN di kantornya (14/8).

Diharapkan dari hasil kegiatan tersebut, lanjut Rois, manfaat dan kegunaannya dapat dirasakan oleh warga sekitarnya sehingga warga dapat dengan leluasa melakukan aktivitas dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga desa. Untuk itu, lanjutnya Rois lagi, masyarakat dapat menggunakannya dengan sebaik-baiknya dan menjaga serta memelihara jalan tersebut agar dapat bertahan lama.

“Terhadap pemerintah, kedepan atau pada tahun berikutnya program tersebut tidak berhenti sampai disini. Program ini harus dapat berjalan kembali, berkesinambungan agar apa yang telah diprogramkan oleh pemerintah dalam upaya peningkatan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat miskin dapat berjalan sukses,” kata Rois.

RA. Sudrajat

Selasa, 11 Agustus 2009

Pelaksanaan DIPA MI Di Lebak Ada Intervensi Sejumlah Oknum Depag Lebak Dalam Pengadaan Buku

Dalam pelaksanaan Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) Rehab Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Lebak, sejumlah Kepala MI yang menerima dana bantuan rehab MI tersebut mengeluh dan kecewa. Pasalnya, dalam aturannya, dana yang diterima untuk masing-masing MI sebesar Rp. 91.500.000,- dipergunakan untuk 70% fisik dan 30% untuk peningkatan mutu pendidikan (Pengadaan buku dan alat peraga) semua itu dilaksanakan sepenuhnya oleh kepala MI. Ternyata dalam prateknya, para kepala MI selalu mendapat tekanan (intervensi) dari sejumlah oknum pegawai Depag Lebak yang mengarahkan dalam hal pengadaan buku untuk membeli ke salah satu penerbit.

Menurut beberapa kepala MI yang sempat ditemui MN yang namanya tidak mau disebutkan mengatakan, pihaknya merasa heran dan sangat kecewa terhadap kinerja oknum pegawai Depag Lebak tersebut yang telah melakukan intervensi terlalu dalam yang mengharuskan pihak sekolah untuk membeli buku ke salah satu penerbit Padahal dalam Petunjuk teknis (Juknis) dan Petunjuk pelaksana (Juklak) yang ada, kewenangan penggunaan anggaran tersebut sepenuhnya dilakukan oleh Kepala MI baik dalam pelaksanan fisik maupun non fisik.

“Kami diharuskan membeli buku ke salah satu penerbit yang telah ditujuk oleh oknum tersebut. Ada tekanan terhadap kami, padahal dalam juknisnya tidak seperti itu, semuanya kewenangan ada di kami,” kata kepala MI yang enggan namanya disebut.

Adanya tekanan yang kuat dari oknum tersebut, lanjutnya, membuat kebingungan dan ketakutan dari sejumlah Kepala MI, karena apabila tidak dituruti kemauan oknum tersebut, di khawatirkan kedepan akan dipersulit terhadap MI nya, sedangkan bila dituruti, maka akan bertentangan dengan aturan.

“Bingung dan takut yang kami alami. Tidak dituruti kemauannya, kami takut dipersulit nantinya. Dituruti kemauannya, tidak sesuai juknis, bermasalah…,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Departemen Agama ( Kakan Depag) Kabupaten Lebak, H. Amat Saepudin saat mau dikonfirmasi MN terkait hal tersebut, tidak ada ditempat. Hingga berita ini diturunkan Kakan Depag Lebak belum dapat dikonfirmasi.
“ Maaf, bapaknya gak ada sedang ke Kanwil,” ujar stafnya.

RA. Sudrajat

Buka Daerah terisolasi Warga Pasirgintung Lakukan “Gugur Gunung”

Sebuah bentuk tanggungjawab dan kepedulian Kepala desa bersama-sama warga Desa Pasirgintung Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak terhadap perkembangan pembangunan jalan diwilayah perkampungan Desa Pasirgintung yang kondisinya telah lama terisolir. Belum lama ini melakukan sebuah karya nyata yakni, melakukan kegiatan gotong royong (swadaya –red) membuka akses badan jalan (gugur gunung) ke beberapa kampung sepanjang 1,5 kilometer dengan lebar badan jalan 4 meter. Hal tersebut dikatakan Kepala Desa Pasirgintung, Jarta, didampingi Ketua BPD Pasirgintung, H. Sarman.

Dikatakan Jarta, gugur gunung tersebut dilakukan agar terjadi tingkat pemerataan pembangunan didesanya. Pasalnya, telah berpuluh-puluh tahun lamanya jalan menuju perkampungan tersebut merupakan jalan setapak sehingga sangat sulit atau tidak bisa dilalui oleh kendaran, khususnya kendaran roda empat (mobil) dan bila musim hujan tiba, kendaraan roda dua (motor) pun akan kesulitan melalui jalan tersebut, karena kondisi jalan licin bercampur tanah merah.

“Sudah berpuluh-puluh tahun, keberadaan kampung itu sangat terilosir. Maka aparat desa bersama warga bergotong royong membuka akses badan jalan sepanjang 1,5 kilometer,” kata Jarta pada MN dikediaman (29/7).

Dengan dibukanya badan jalan diharapkan warga yang berada di perkampungan tersebut dapat meningkatkan aktivitas seperti warga kampung lainnya. Pasalnya dibeberapa perkampungan yang melalui jalan tersebut, banyak terdapat potensi hasil alam yang cukup diandalkan seperti, Padi, Karet, Kelapa, Pisang dan kayu.

Dengan telah terbentuknya badan jalan, lanjut Jarta, nantinya akan diusahakan untuk dilakukan pengerasan jalan pada jalan tersebut melalui program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pedesaan tahun ini dan secara bertahap pula nantinya akan diupayakan untuk di hotmik melalui Program Hotmix Masuk Desa (HMD) agar dapat masuknya alat transportasi kendaraan khususya roda empat ke beberapa perkampungan tersebut sehingga dapat menghidupkan dan meningkatkan tingkat perekonomian warga desa. .

“Rencana kami, setelah terbentuk badan jalan, maka akan mengajukan kegiatan pengerasan jalan tersebut melalui PNPM –Pedesaan dan selanjutnya akan diusulkan lagi pada Program HMD sehingga kendaraan roda empat bisa masuk keperkampungan yang pada nantinya dapat meningkatkan aktivitas dan tarap ekonomi warga desa,” kata Jarta.

Jembatan Rusak

Sementara itu, Ketua BPD Pasirgintung, H. Sarman mengatakan, selain masih banyak daerah yang terisolir di Desa Pasirgintung juga terdapat jembatan gantung Cilancar yang terdapat di Kampung Lebak Kalian Desa Pasirgintung yang kini kondisinya sangat memprihatinkan atau rusak parah dan kurang layak untuk dilalui kendaraan. Pasalnya, di jembatan tersebut sering terjadi kecelakaan yakni jatuh kebawah sungai Cilancar.

Untuk itu, pihaknya berharap baik kepada pemerintah Kabupaten Lebak, maupun Pemerintah Provinsi Banten ataupun pemerintah pusat untuk peduli, mendukung dan turut andil dalam Pembangunan di Desa Pasirgintung, agar tercapainya suatu pemerataan dalam pembangunan desa, sehingga keberadaan warga dibeberapa kampung di Desa Pasirgintung sama dengan warga-warga kampung lainnya yaitu dapat dengan leluasa melakukan aktivitas tanpa adanya hambatan, yang pada akhirnya akan mendongkrak aspek perekonomi dan pendapatan warga di kampung tersebut.

RA.Sudrajat

Terjadi Di SDN 1 Tamanjaya Pelaksanaan DAK SD Tahun 2008 Meninggalkan Masalah

Amat disayangkan sekali, program pemerintah yang memiliki tujuan dan manfaat yang baik dan benar. Namun, pada praktek dilapangan ternyata dikotori oleh tangan-tangan atau oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang hanya memikirkan keuntungan uang semata.

Dari pantauan MN dilapangan, permasalahan itu terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Tamanjaya Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak. Di sekolah tersebut, pada tahun 2008 lalu menerima anggaran DAK SD sebesar Rp. 320 juta. Dari anggaran DAK tersebut, sebesar Rp. 120 juta dipergunakan untuk fisik, merehabilitasi gedung (3 ruang –red) sekolah dan sisanya digunakan untuk non fisik. Diakhir perjalanan kegiatan fisik merehabilitasi gedung sekolah tersebut, ternyata hingga sekarang ada beberapa item di RAB nya belum dapat terpenuhi diantarannya, belum dipasangnya Lis internit di 3 ruang, tidak ada penerangan di 3 ruang, air bersih tidak ada dan kondisi ruangan WC yang belum terselesaikan.

Ketika dikonfirmasi Kepala SDN 1 Tamanjaya, Suryaman yang didamping salah seorang guru, Uju Rojudin, yang pada tahun 2008 lalu menjabat sebagai bendahara pada kegiatan DAK SD 2008. mengatakan, pelaksanaan DAK SD tahun 2008 lalu, dilaksanakan bukan oleh dirinya, melainkan dilaksanakan oleh kepala sekolah sebelumnya (mantan) yaitu, Buwang yang kini telah mutasi menjadi Kepala SDN Cikulur.

“DAK SD tahun 2008 di SDN 1 Tamanjaya bukan saya pelaksananya, melainkan saudara Buwang yang telah mutasi, kini menjabat kepala SDN Cikulur,” tegas Suryaman pada MN dikantornya (8/8).

Diakui Suryaman, di SD yang dipimpinya sekarang banyak mengalami kekurangan pada pelaksanaan DAK SD tahun 2008 lalu. Hal itu berdampak pada meningkatan mutu dan pelayanan pendidikan yang kurang maksimal disekolahnya.

Pihaknya amat menyayangkan atas tindakan Buwang (mantan Kepala SDN 1 Tamanjaya) yang tidak bisa memenuhi kekurangan pelaksanaan pekerjaannya, padahal dana pemeliharaan 5% DAK SD 2008 tersebut telah lama dicairkan.

Dengan tidak dipenuhinya beberapa item di RAB DAK SD tersebut dan telah terserapnya dana keseluruhan, maka kuat dugaan mantan Kepala SDN 1 Tamanjaya, Buwang tidak ada niat baik untuk menyelesaikannya dan diduga dana terakhir (dana pemeliharaan) sebesar 5% yang telah diambilnya digelapkan atau digunakan untuk kepentingan pribadi.

Sementara itu, Uju Rojudin, bendahara kegiatan DAK SD 2008 SDN 1 Tamanjaya ketika dikonfirmasi MN mengatakan, dalam pencairan dana pemeliharaan sebesar 5% tersebut, dirinya tidak mengetahui dan tidak pernah diajak bicara oleh saudara Buwang. Padahalnya menurutnya, dalam setiap pencairan dana kegiatan, seorang bendaraha harus mengetahuinya.

“Dahulu sebelum dana pemeliharan cair, terkait masalah tersebut pernah dimusyawarahkan di sekolah dengan saudara Buwang, bahkan Buwang berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut setelah dana pemeliharaan cair. Namun setelah dana tersebut telah cair, hingga kini saudara Buwang tidak dapat memenuhi janjinya,” kata Uju.

Baik Suryaman dan Uju berharap, saudara Buwang untuk segera menyelesaikan permasalahan yang ditinggalkannya di SDN 1 Tamanjaya. Karena apabila hal tersebut tidak diselesaikan, maka akan berdampak buruk terhadap perkembangan dan kemajuan pelayanan pendidikan di SDN 1 Tamanjaya.

Ketika MN hendak mengklarifikasi permasalahan tersebut, Buwang hingga berita ini diturunkan belum bisa ditemui.


RA. Sudrajat

DAK 2009 Gedung SDN 1 Warunggunung Di Rehabilitasi

Sekolah Dasar Negeri (SDN) I Warunggunung, Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak Provinsi Banten mendapatkan dana bantuan rehabilitasi gedung sekolah yang dibiayai dari DAK tahun anggaran 2009 sebesar Rp. 220 juta. Hal tersebut dikatakan Kepala SDN 1 Warunggunung , Ruswandi.

Dikatakan Ruswandi, anggaran DAK tersebut dipergunakan untuk kegiatan merehabilitasi 4 lokal (ruang -red) yang kondisinya sudah kurang layak untuk digunakan yakni, 3 ruang kelas dan 1 ruang guru serta pengadaan moubiler (meja dan kursi) sebanyak satu lokal.

“Dana tersebut kami pergunakan untuk merehabilitasi 3 ruang kelas, 1 ruang guru dan moubiler untuk satu lokal (ruang),” kata Ruswandi pada MN diruang kerjanya (11/8).

Dijelaskan Ruswandi, SDN 1 Warunggunung memiliki jumlah murid sebanyak 218 orang, saat ini memiliki 6 ruang kelas dan 1 ruang guru dengan jumlah tenaga pengajar (guru –red) 15 orang (11 PNS dan 4 Sukwan) serta satu penjaga sekolah (sukwan).

Dengan diterimanya dana bantuan DAK tahun ini, lanjut Ruswandi, pihaknya mengucapkan terimakasih kepada pemerintah atas perhatian dan kepercayaan yang telah diberikan. Untuk itu, pihaknya akan melaksanakan dengan benar sesuai dengan juklak dan juknis yang ada.

Namun, lanjutnya lagi, di SDN 1 Warunggunung merasa memiliki kekurangan dengan belum adanya ruang (gedung) Perpustakaan juga ada 1 ruang kelas (kondisi temboknya ada retakan dan lantai belum berkeramik) serta 1 ruang WC yang saat ini kondisi bangunannya kurang layak digunakan atau tidak indah dipandang . Diharapkan, pada tahun berikutnya SDN 1 Warungunung mendapat perhatian dan kepercayaan kembali dari pemerintah untuk dibangunnya satu ruang perpustakaan dan diperbaikinya (direhab) satu ruang kelas serta WC yang kurang pantas digunakan agar apa yang telah diprogramkan oleh pemerintah dapat berjalan sukses.

“Kami berterimakasih kepada pemerintah, mudah-mudah apa yang telah diprogramkan pemerintah dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kedepan, diharapkan kekurangan yang kami miliki agar dapat diperhatikan dan dipenuhi kembali oleh pemerintah,” katanya.

232 SD Terima DAK


Terpisah, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) DAK SD yang juga menjabat Kasi Sarana dan Prasarana TK dan SD pada Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Haerudin saat dikonfirmasi MN diruang kerjanya (12/8) mengatakan, sebanyak 232 sekolah dasar (SD) di Kabupaten Lebak mendapat dana bantuan DAK 2009 dengan jumlah anggaran selurunhya sebesar RP. 40 milyar lebih.

Masing-masing SD menerima dana anggaran DAK tersebut, mulai dari Rp. 90 jutaan hingga mencapai Rp. 274 jutaan. Dana tersebut dapat digunakan untuk gedung perpustakaan dan merehabilitasi ruangan di sekolah tersebut.

Dijelaskan Haerudin, DAK SD memiliki tujuan dan manfaat yakni, dapat memperbaiki layanan public dibidang pendidikan khusus prasarana belajar SD, dapat mewujudkan pengelolaan pendidikan yang transparan, profesional dan akuntabilitas, mewujudkan pelibatan masyarakat aktif dalam kegiatan pendidikan serta mendorong adanya pengawasan lansung dari masyarakat dan dapat menggerakan roda perekonomian masyarakat melalui aktivitas perbaikan infrastruktur pendidikan.

“Tahun ini, sebanyak 232 SD di Kabupaten Lebak menerima anggaran DAK SD. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat berjalan lancar dan sukses sesuai harap pemerintah juga masyarakat,” kata Haerudin.

RA. Sudrajat

Jumat, 31 Juli 2009

BRI Cabang Rangkasbitung Gelar Pesta Rakyat Simpedes

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Rangkasbitung, Kabupaten Lebak baru-baru ini menggelar acara Pesta Rakyat Simpedes di alun-alun Rangkasbitung (25/7). Acara tersebut dihadiri Bupati Lebak, Wakil Bupati Lebak, Kapolres Lebak, Dandim Lebak, segenap Kepala dinas (Kadis), Badan dan Kantor dilingkungan Pemkab Lebak serta tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya berharap, pihak BRI Cabang Rangkasbitung lebih meningkatkan pelayanan perbankan terhadap masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Lebak, terkait segala bentuk simpanan maupaun bantuan kredit yang telah diprogramkan oleh pemerintah, seperti dalam penyalurkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) lebih tepat pada sasaran dan target.

Karena dengan KUR itu, lanjutnya, dapat membantu dalam permodalan usaha atau memperingan beban para kelompok usaha kecil dan menengah (KUKM) untuk melakukan aktivitas usahanya guna tercapainya tingkat ekonomi dan kesejahteraan yang baik dan layak.

“Saya berharap, BRI lebih meningkatkan pelayanannya pada masyarakat (nasabah) dan dapat dalam penyaluran KUR, tepat pada sasaran, lebih berpihak pada orang yang benar-benar membutuhkannya,” katanya.

Pada acara tersebut, Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya berkesempatan memberikan bantuan paket sembako kepada 10 warga rangkasbitung yang kurang mampu. Dan memhimbau kepada masyarakat Lebak untuk lebih peduli dan memakai hasil produk dari Kabupaten Lebak (produk lokal).

Sementara itu, kepala BRI Cabang Rangkasbitung, Agung Sulistijo saat dikonfirmasi MN disela-sela acara menjelaskan, dari tahun ketahun jumlah nasabah BRI semakin bertambah, saat ini tercatat sebanyak kurang lebih 43 ribu nasabah BRI yang tersebar di semua unit BRI di Kabupaten Lebak dengan jumlah nominal asset nasabah sebesar Rp. 113, 9 milyar. Dengan bertambahnya jumlah nasabah di BRI, lanjut Agung, itu menandakan bahwa masyarakat percaya terhadap keberadaan dan pelayanan yang diberikan oleh pihak BRI, baik BRI Cabang Rangkasbitung maupun di unit-unit BRI yang tersebar di Kabupaten Lebak.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Lebak (nasabah) yang telah percaya akan pelayanan yang telah kami berikan,” kata Agung.

Selain Simpedes, jelas Agung lagi, di BRI juga terdapat Kredit umum pedesaan (Kupedes). Dikatakan Agung, terhitung bulan Juni 2009 sudah tersalurkan dana sebesar Rp. 330 milyar dan masyarakat (nasabah) telah melakukan pengembalian (angsuran) kreditnya maka terdapat sisa pinjaman sebesar Rp. 64 milyar.

Pada acara tersebut, pihaknya akan melakukan pengundian para nasabah BRI untuk mendapat hadiah yang telah disediakan. Untuk hadiah utama yaitu, 1 unit mobil dan 5 unit motor serta hadiah hiburan lainnya. Pada acara itu juga, pihaknya memberikan kesempatan bagi para nasabah KUR untuk tampil memamerkan produknya pada pameran produk di pesta rakyat simpedes tersebut.

RA. Sudrajat

Tidak Tepat Sasaran Penyaluran Dana Bantuan Panti Asuhan Di Lebak Diduga Bermasalah


Dana bantuan untuk panti asuhan di Kabupaten Lebak Provinsi Banten yang berasal dari dana APBN, Departemen Sosial (Depsos) dalam praktek penggunaan atau penyalurannya diduga kuat bermasalah karena tidak tepat pada sasaran.

Tahun 2009 ini, sebanyak 50 yayasan atau pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Lebak mendapatkan dana bantuan dari Departemen Sosial (APBN). Tujuan dari dana bantuan tersebut yakni, untuk membantu atau meringankan beban pengelola yayasan atau ponpes dalam memberikan makan pada anak asuhnya. Hal itu, dikatakan Kapala bidang Kesejahteraan Sosial (Kabid Kesos), Dinas Tenaga kerja dan Sosial Kabupaten Lebak, Heri Mulyadi, SH.

Dikatan Heri, bantuan tersebut berupa uang dengan rincian Rp.3 ribu/orang/tahun, dalam arti Negara membantu untuk makan orang yang diasuhnya Rp. 3 ribu perhari untuk satu orang selama satu tahun. Rata-rata untuk satu yayasan atau ponpes yang dapat dana bantuan tersebut sebanyak 20 hingga 30 orang.

“Bantuan berbentuk uang, untuk makan orang yang diasuhya,” kata Heri saat ditemui MN diruang kerjanya (22/7).

Dijelaskan Heri, tujuan dari dana bantuan tersebut adalah untuk membantu makan orang atau anak yang diasuhnya. Jika ada yayasan atau ponpes, si penerima bantuan tidak melaksanakan sesuai petunjuk teknis (Juknis) atau digunakan diluar dari tujuan yang dimaksud maka yayasan atau pondok pesantren itu telah melakukan tindakan yang salah dan bertentangan dengan Juknis serta Juklak yang ada.

“Kalau ada Yayasan si penerima dana bantuan tersebut dalam penggunaannya tidak sesuai dengan tujuan dan juknis yang ada, maka itu adalah hal yang salah dan tidak diperbolehkan,” tegas Heri.

Tidak Mengetahui

Informasi yang diterima MN, di Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak terdapat 5 Yayasan atau ponpes yang menerima dana bantuan dari Depsos tersebut. Salah satunya adalah Yayasan atau Ponpes Al- Baniya yang bertempat di Desa Muaradua.
Pantauan MN yang datang dua kali ke yayasan tersebut, pertama datang pada tanggal 20 Juli (hari libur) pukul 14.30 WIB dan selang beberapa hari, tepatnya tanggal 25 Juli pukul 12.30 WIB, Yayasan Al- Baniya terlihat sangat sepi tidak ada aktivitas atau tidak terlihat adanya kegiatan anak asuh. Padahal pihak yayasan tersebut menerima dana bantuan tersebut sebanyak 20 orang anak asuh.

Saat dikonfirmasi MN, pimpinan Yayasan Al- Baniya, H.Maemun (25/7), mengatakan, bahwa anak yang diasuhnya sedang pada sekolah dan belum pulang. Di Al- Baniya sendiri, lanjut H. Maemun, terdapat anak asuh diluar panti dan ada anak asuh di dalam panti.

Sementara itu, Camat Cikulur, Edi Nurhedi didamping Kasi Kesos Kecamatan Cikulur, Danu, saat ditanya MN terkait dana bantuan tersebut, mengatakan pihaknya tidak mengetahui adanya penyaluran dan penerima dana bantuan ke Yayasan panti asuhan atau ponpes diwilayah kerjanya. Pasalnya, baik si pemberi bantuan maupun si penerima bantuan tidak ada yang memberikan laporan ke pihak kecamatan.

“Kami tidak tahu adanya dana bantuan dari Depsos untuk yayasan panti asuhan ke Kecamatan Cikulur, karena tidak ada laporan baik lisan maupun tulisan dari lembaga yang memberi dana bantuan maupun dari lembaga yang menerima bantuan,” katanya.

Diduga Memanipulasi Data dan Laporan

Tempat terpisah, tokoh masyarakat dan pemuda Desa Muaradua Kecamatan Cikulur, Eli Sachroni saat ditemuai MN dikediamannya (25/7) merasa terkejut dan tidak menyangka kalau Yayasan Al- Baniya yang berada didesanya mendapat dana bantuan panti asuhan. Pasalnya, sepengetahuan dirinya, di yayasan tersebut tidak pernah terdengar dan terlihat ada kegiatan anak asuh.

Untuk itu, Eli Sahcroni sangat menyayangkan dan mengecam keras atas segala tindakan para ketua yayasan atau pimpinan ponpes yang berada didesanya yang suka mengatasnamakan yayasan atau ponpes dengan menjual-jual nama orang atau santri demi mendapatkan uang atau keuntungan pribadi semata. Karena menurutnya belum tentu orang yang diusulkan namanya dalam permohonan bantuan tersebut (proposal –red) mengetahui namanya disusulkan, sehingga dalam penggunaan dana tersebut kemungkinan besar terjadi penyelewengan atau penyimpangan dari aturan juknis yang dapat merugikan keuangan Negara.

“Saya menduga keras, mereka itu (penerima bantuan) memanipulasi data dan laporannya,” tegas Eli.

Masih kata Eli, para penerima dana bantuan dari Depsos itu, adalah mayoritas adalah para kyai atau tokoh ulama yang jelas-jelas mengetahui dan memahami betul tentang hukum agama.

“mereka (penerima bantuan) itu kan, para kyai, tokoh ulama dan agama, yang suka menasehati dan mengingatkan umat, disaat ceramah atau dakwah di tempat-tempat pengajian. Pokoknya mereka itu, jelas-jelas tahu dan paham tentang ilmu dan hukum agama. Tapi kenapa mereka sendiri melakukan tindakan berbohong dengan memanipulasi data dan laporan. Itukan namanya dosa, dibenci Allah SWT,” kata Eli.

Untuk itu, Eli berharap kepada pihak-pihak terkait baik kejaksaan maupun kepolisian untuk segera menangani permasalahan dugaan penyelewengan dana bantuan tersebut. Agar Bangsa dan Negara yang kita cintai ini tidak lagi dirugikan oleh dan tangan-tangan kotor.

RA. Sudrajat

Membuka Akses Badan Jalan Kapunduan Warga Desa Sumurbandung Lakukan “Gugur Gunung”

Sebuah karya nyata dan bentuk kepedulian Kepala desa bersama-sama warga Desa Sumurbandung Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak terhadap perkembangan pembangunan di Kampung Kapunduan Desa Sumurbandung yang kondisinya telah lama terisolir, belum lama ini melakukan kegiatan gotong royong (swadaya –red) membuka akses badan jalan (gugur gunung) ke kampung tersebut sepanjang 2 kilometer. Hal tersebut dikatakan Kepala Desa Sumurbandung, Amin Hidayat.

Dikatakan Amin, gugur gunung tersebut dilakukan agar terjadinya pemerataan pembangunan didesanya. Pasalnya, berpuluh-puluh tahun lamanya jalan menuju Kampung Kapunduan merupakan jalan setapak sehingga sangat sulit atau tidak bisa dilalui oleh kendaran, khususnya kendaran roda empat (mobil) dan bila musim hujan tiba, kendaraan roda dua (motor) pun akan kesulitan melalui jalan tersebut, karena kondisi jalan licin bercampur tanah merah.

“Sudah berpuluh-puluh tahun, keberadaan Kampung Kapunduan sangat terilosir. Maka aparat desa bersama warga bergotong royong membuka akses badan jalan Kapunduan sepanjang 2 kilometer,” kata Amin pada MN dikediaman (29/7).

Amin menjelaskan, Kampung Kapunduan diibaratkan adalah sebuah pulau diareal persawahan, menuju ke kampung tersebut, melewati hutan dan persawahan. Jumlah penghuni di kampung tersebut sebanyak 31 rumah dengan 40 Kepala Keluarga (KK), dengan mata pencaharian warga mayoritas petani. Selain padi, hasil sumber alam yang dapat diandalkan dari kampung tersebut juga terdapat buah-buah.

Dengan telah terbentuknya badan jalan, lanjut Amin, nantinya akan diusahakan untuk dilakukan pengerasan jalan pada jalan tersebut melalui program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pedesaan tahun ini dan secara bertahap pula nantinya akan diupayakan untuk di hotmik melalui Program Hotmix Masuk Desa (HMD).

“Rencana kami, setelah terbentuk badan jalan, maka akan mengajukan kegiatan pengerasan jalan tersebut melalui PNPM –Pedesaan dan selanjutnya akan diusulkan lagi pada Program HMD,” kata Amin.

Tidak adanya Jaringan Listrik

Ditambahkan Amin, satu bukti lagi, kalau kondisi Kampung Kapunduan terisolir yakni, belum adanya jaringan listrik (tiang-tiang listrik) yang layak dan memadai. Jaringan yang ada saat ini, mengambil dari kampung tetangga dengan tiang-tiang seadanya dari batang-batang bambu atau pepohonan.

Untuk itu, karena semua ini merupakan kewajiban dan tangungjawab bersama, pihaknya berharap kepada pemerintah baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab Lebak), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten maupun Pemerintah Pusat untuk peduli dan turut serta membangun Kampung Kapunduan agar tercapainya suatu pemerataan dalam pembangunan desa, sehingga keberadaan warga di Kampung Kapunduan sama dengan warga-warga kampung lainnya yaitu dapat dengan leluasa melakukan aktivitas tanpa adanya hambatan, yang pada akhirnya akan mendongkrak aspek perekonomi dan pendapatan warga di kampung tersebut.

Terpisah, Marsim (40) warga Kampung Kapunduan merasa bersyukur dengan telah terbentuknya badan jalan ke kampungnya. Menurutnya, tahun berganti tahun, kades-berganti kades, baru kades yang sekarang yang mampu membuka akses badan jalan yang kini bisa dilalui kendaraan roda empat. Dahulu, jelas Marsim, jalan menuju ke Kampung Kapunduan merupakan jalan setapak yang sulit dilalui kendaraan, sehingga warga yang mau berpergiaan keluar harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer. Kini berkat kepepimpinan Kades yang sekarang, warga Kampung Kapunduan dapat berpergian menggunakan kendaraan, walau kondisi badan jalan masih tanah merah.

Marsim bersama warga Kampung Kapunduan lainnya berharap, agar jalan menuju ke kampungnya dapat ditingkatkan lagi seperti jalan-jalan yang berada dikampung lain. Selain itu, keberadaan jaringan listrik sangat dibutuhkan di kampungnya.
“Kami ucapkan terimakasih kepada Kades dan warga desa Sumurbandung lainnya yang telah peduli terhadap keberadaan Kampung Kapunduan. Serta kepada pemerintah agar terus peduli dan memperhatikan untuk membangun kampung kami agar dapat berdiri sama dengan kampung-kampung lainnya,” katanya pada MN.

RA.Sudrajat

Jumat, 24 Juli 2009

Kejaksaan Negeri Rangkasbitung Peringati Hari Bhakti Adhyaksa Ke – 49

Kejaksaan Negeri Rangkasbitung baru - baru ini menggelar acara peringatan Hari Bhakti Adhyaksa ke – 49 bertempat di aula kantor Kejaksaan Negeri Rangkasbitung (22/7). Hadir pada acara tersebut unsur Muspida Kabupaten Lebak, Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya, Kapolres Lebak, Dandim Lebak, para Kepala Dinas, Badan dan Kantor, Alim Ulama serta tamu undangan lainnya.

Kepala Kejaksaan Negeri Rangkasbitung, Rodiansyah, SH, dalam sambutannya mengatakan, acara ini mengambil tema, Melalui Hari Bhakti Adhyaksa 2009 “Kita songsong reformasi birokrasi kejaksaan menuju terwujudnya aparat kejaksaan yang professional dan berintegritas moral yang tangguh”. Dalam hal ini, pihaknya berharap dalam memberi pelayanan hukum pada masyarakat menjadi lebih baik dan benar sehingga pada akhirnya masyarakat memiliki keyakinan akan adanya kepastian hukum yang sesungguhnya.

“Pelayanan hukum kepada masyarakat akan ditingkatkan lagi menjadi lebih baik, sehingga masyarakat merasa yakin akan adanya kepastian hukum yang berlaku di negeri ini,” katanya.

Sementara itu, Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya dalam sambutanya, mendukung langkah yang diambil pihak kejaksaan dalam memberikan pelayanan hukum yang terbaik bagi masyarakat, baik pelayanan hukum Perdata maupun Pidana.

“Negera kita adalah Negara hukum, untuk itu, kita patut mentaati, mematuhi dan melaksanakan hukum itu dengan baik dan benar sesuai dengan Undang-undang yang berlaku,” katanya.

RA. Sudrajat

Jalan Kadulapang – Jaraja Rusak Berat

Sejumlah warga Desa Anggalan Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak Provinsi Banten, khusus yang berada dijalur Jalan Kadulapang – Jaraja merasa dianak tirikan oleh pemerintah. Pasalnya, setelah bertahun-tahun kondisi jalan yang rusak parah dibiarkan oleh pemerintah begitu saja tanpa ada tanda-tanda akan di perbaiki atau dibangun. Hal itu, diutarakan tokoh masyarakat setempat, Rahmat pada MN dikediamannya belum lama ini.

Dikatakan Rahmat, kondisi jalan yang rusak parah tersebut sangat mengganggu warga untuk melakukan aktivitas. Padahal kata Rahmat lagi, jalan Kadulapang – Jaraja adalah jalan vital yang ada di Desa Anggalan yang dapat menghubungkan ke kampung-kampung lain atau ke desa-desa lain, bahkan hingga perbatasan Kabupaten Pandeglang.

Dijelaskan rahmat, di Desa Anggalan terdapat potensi hasil Sumber Daya Alam (SDA) yang besar seperti buah-buahan, Durian, Dukuh, Kelapa, Manggis, Padi serta Batu cadas juga ada beberapa kerajinan Anyaman (Tikar). Selain itu, disepanjang jalan Kadulapang – Jaraja terdapat lembaga pendidikan atau sekolah yakni, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al- Aulad yang memiliki siswa yang cukup banyak.

Kondisi jalan yang rusak tersebut, lanjut Rahmat, apabila musim hujan, sangat sulit sekali dilalui oleh kendaraan baik kendaraan roda dua maupun roda empat, karena cilin dan bercampur tanah merah.

“Kalau musim hujan tiba, pokoknya jalan Kadulapang – Jaraja sangat sulit dilalui oleh kendaraan, baik mobil maupun motor,” jelas Rahmat.
Minta segera dibangun

Selain Rahmat, ada lagi Sahra, tokoh masyarakat setempat yang juga sama merasa dampak dari kondisi jalan yang rusak parah. Dikatakannya, kondisi Jalan Kadulapang – Jaraja rusak parah yang panjangnya kurang lebih 2 kilometer, berdampak pada tingginya biaya yang dikeluarkan bila ingin beraktivitas, berpergian keluar desa. Hal ini sangat memberatkan warga desa Anggalan yang sebagian besar warganya tidak mampu.

Untuk itu, Sahra berharap kepada pemerintah untuk segera membangun atau memperbaiki kondisi jalan Kadulapang – Jaraja, agar masyarakat desa dapat leluasa melakukan aktivitasnya dan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyakarat.
“Kami sangat berharap sekali kepada pemerintah untuk segera memperhatikan dan membangun Jalan Kadulapang – Jaraja yang kondisinya rusak parah. Agar beban yang dialami oleh warga desa dapat berkurang,” Kata Sahra pada MN
RA. Sudrajat

Dishutbun Lebak Lestarikan DTA

Dalam rangka mempercepatan penghijauan lahan krisis, pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Lebak melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak melakukan rehabilitisir kawasan tangkapan air (cathment area) guna menyimpan cadangan stok air dalam tanah. Hal itu ditegaskan Kepala bidang (Kabid) Kehutanan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Asep Muladi pada MN diruang kerjanya (23/7).

Dikatakan Asep, bukti keseriusan dan kepedulian Pemkab Lebak dalam upayanya memelihara dan melestarikan alam dan kawasan tangkapan air, pada tahun 2009 ini dialokasikan di 4 Kecamatan di Kabupaten Lebak, diantarannya, Kecamatan Cibadak, Warunggunung, Panggarangan dan Kecamatan Cilograng.

Sementara itu ditempat terpisah, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Daerah Tangkapan Air dan Bendungan (DTA) yang juga menjabat Kasi Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Dinas kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Noerly Edlinar, S Hut saat di konfirmasi MN diruang kerjanya belum lama ini mengatakan, pada kegiatan tersebut pelaksanaannya dilaksanakan oleh kelompok tani dengan melakukan penanaman pohon di Daerah Tangkapan Air (DTA) sebanyak 10 ribu batang/bibit pohon dengan luas areal 20 hektare perunitnya. Jenis pohon yang dinanam, lanjut Noerly, bermacam-macam seperti, Albasiah, Mahoni, Pulai, Kaliandra, Bambu, Sukun dan Jengkol.

Kegiatan tersebut bertujuan, untuk mengurangi atau mengantisipasi terjadinya erosi permukaan tanah dan dapat tersedianya air sepanjang tahun dalam kapasitas yang cukup.
“Hal ini dilakukan guna menjaga atau mengurangi terjadinya erosi pada permukaan tanah dan tersedianya air sepanjang tahun dalam kapasitasi yang cukup,” katanya pada Banten Ekspose diruang kerjanya (15/7).

Diharapkan pada kegiatan tersebut, lanjut Noerly lagi, dapat meningkatkan motivasi masyarakat sekitar DTA, untuk menjaga tanaman atau tegakan di sekitar DTA dan meningkatkan kesejahteraan kelompok tani dalam pelestarian sumber daya alam (PSDA).

RA. Sudrajat

Jumat, 17 Juli 2009

Puskesmas Mandala Selesai Dibangun

Dengan selesainya pembangunan Puskesmas Mandala, yang berlokasi di mandala Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak sekalipun belum diresmikan oleh Bupati Lebak namun Puskesmas tersebut sudah berpungsi melayani sejumlah pasien yang datang seperti halnya Puskesmas lainnya.

Kepala Puskesmas Mandala H. Khaerudin saat ditemui MN di ruang kerjanya (14/7) menegaskan Puskesmas Mandala memiliki 15 ruang yang dilengkapi satu Dokter Umum, 8 Bidan,7 Perawat dan 4 bagian administrasi. Puskesmas ini merupakan Puskesmaske dua yang ada di Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak.

“Puskesmas ini lokasinya termasuk di jalur lintas padat, dengan hal tersebut sangat pentingnya penambahan ruangan serta dibangunnya ruang Unit gawat Darurat (UGD) dan bila Puskesmas Mandala tersebut sudah dilengkapi ruang UGD, tentunya pelayannan terhadap pasien berlaku 24 jam,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, H. Maman Sukirman ketika dihubungi Via HP mengatakan, dibangunnya Puskesmas yang berlokasi di mandala sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam pelayannan kesehatan, khususnya adanya Terminal Mandala yang sering terjadi kecelakaan.

“Tentu pentingnya ruang UGD khusus dan Insya Allah tahun yang akan datang akan segera dibangun,“ tegas H. Maman.

RA.Sudrajat

Dinamika Koperasi Di Kabupaten Lebak

Setelah melakukan berbagai upaya dibidang kelembagaan koperasi di Kabupaten Lebak, diantaranya melakukan Inventarisasi koperasi, Revitalisasi koperasi dan Restrukturisasi koperasi.

Tercatat saat ini, sebanyak 834 koperasi yang ada di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Dari jumlah tersebut, 570 Koperasi masuk kategori aktif sedangkan 264 masuk kategori tidak aktif. Hal itu dikatakan Kapala Bidang (Kabid) Kelembagaan Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Aan Suryana.

Dijelaskan Aan, bagi koperasi yang masuk kategori tidak aktif, secara bertahap akan dibubarkan atau bina. Dari 264 koperasi yang sudah tidak aktif, untuk tahap awal pada tahun 2009 ini direncanakan sebanyak 120 koperasi yang akan dilakukan pembinaan, kalau kondisinya sulit dan tidak mau dibina maka akan dilakukan pembubaran.

Pada tahun 2008 lalu, jelas Aan lagi, setelah dilakukan pembinaan, sebanyak 16 koperasi yang sudah dihidupkan kembali dan pada awal tahun 2009 sebanyak 4 koperasi yang dihidupkan kembali.

“Tahun 2009, sebanyak 120 koperasi yang rencananya akan bibubarkan atau dibina, artinya selama koperasi tersebut dapat menjalankan arahan dan binaan dengan baik, maka kami akan menghidupkan kembali koperasi tersebut, tetapi apabila tidak bisa menjalankan dengan baik, maka kami akan membubarkannya,” kata Aan pada MN (15/7).

Saat ini pula, lanjut Aan, pihak sedang melakukan sosialisasi tentang pengkoperasian yang dilaksanakan di 6 wilayah di Kabupaten Lebak dengan target sasaran 255 koperasi.
Masih kata Aan, dalam penilaian pihaknya, sebanyak 112 koperasi di Kabupaten Lebak masuk kategori koperasi yang sudah mapan. Pasalnya, koperasi tersebut biasa mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

Dalam hal ini, lanjut Aan lagi, keberadaan koperasi sebaiknya dibantu dengan pembinaan usaha dan modal baik dari APBD Lebak, APBD Provinsi Banten maupun dan APBN, maka koperasi di Lebak akan dapat berkembangan dengan baik dan pesat.
“Pengelolaan bantuan harus merata atau disesuaikan dengan kemampuan koperasi itu sendiri. Secara kwantitatif, koperasi di Kabupaten Lebak cukup bagus, namun secara kualitas masih kurang,” kata Aan.

RA. Sudrajat

6 siswa SMPN 1 Rangkasbitung Siap Ikuti Lomba Karya Tulis “Pengaruh Modernisasi Tingkat Nasional”

Dua kelompok (6 siswa) Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Rangkasbitung, Kabupaten Lebak siap mengikuti kegiatan lomba karya tulis tentang pengaruh modernisasi tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Jakarta.

Sumber yang dihimpun MN, menyebutkan kedua kelompok ini merupakan kelompok juara yang masuk persentase se-Propinsi Banten dan kedua kelompok inilah sebagai peserta lomba ke tingkat nasional mewakili Propinsi Banten.

Adapun yang akan diperlombakan antara lain, kelompok pertama sebanyak tiga anggota yaitu, lomba pengaruh modernisasi terhadap nilai budaya permainan rakyat tradisional dogdog lojor di kota Rangkasbitung, sedangkan kelompok ke dua yaitu lomba pengaruh moderenisasi terhadap keteguhan prinsip hidup Suku Baduy.

Kepala SMP Negeri 1 Rangkasbitung, H. Sudirman ketika ditemui MN di ruang kerjanya belum lama ini menegaskan, berbagai upaya dilakukan diantaranya latihan, untuk menghadapi lomba tersebut sudah disiapkan secara maksimal.

Sudirman menghimbau khususnya masyarakat Lebak untuk turut berdo’a agar peserta lomba tingkat nasional Kabupaten Lebak berhasil meraih sebagai juara dan bila peserta mampu tampil sebagai juara umum tidak menutup kemungkinan juara umum tersebut dapat berjabat tangan dengan Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

RA.Sudrajat

Dishutbun Lebak Lestarikan DTA

Dalam rangka mempercepatan penghijauan lahan krisis, pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Lebak melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak melakukan rehabilitisir kawasan tangkapan air (cathment area) guna menyimpan cadangan stok air dalam tanah. Hal itu ditegaskan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Daerah Tanngkapan Air (DTA) yang juga menjabat Kasi Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Dinas kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Noerly Edlinar, S Hut.

Dikatakan Noerly, bukti keseriusan dan kepedulian Pemkab Lebak dalam upayanya memelihara dan melestarikan alam dan kawasan tangkapan air, pada tahun 2009 ini dialokasikan di 4 Kecamatan di Kabupaten Lebak, diantarannya, Kecamatan Cibadak, Warunggunung, Panggarangan dan Kecamatan Cilograng.

Masih kata Noerly, pada kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kelompok tani dengan melakukan penanaman pohon di Daerah Tangkapan Air (DTA) sebanyak 10 ribu batang/bibit pohon dengan luas areal 20 hektare perunitnya. Jenis pohon yang dinanam, lanjut Noerly, bermacam-macam seperti, Albasiah, Mahoni, Pulai, Kaliandra, Bambu, Sukun dan Jengkol.

Kegiatan tersebut bertujuan, untuk mengurangi atau mengantisipasi terjadinya erosi permukaan tanah dan dapat tersedianya air sepanjang tahun dalam kapasitas yang cukup.
“Hal ini dilakukan guna menjaga atau mengurangi terjadinya erosi pada permukaan tanah dan tersedianya air sepanjang tahun dalam kapasitasi yang cukup,” katanya pada MN diruang kerjanya (15/7).

Diharapkan pada kegiatan tersebut, lanjut Noerly lagi, dapat meningkatkan motivasi masyarakat sekitar DTA, untuk menjaga tanaman atau tegakan di sekitar DTA dan meningkatkan kesejahteraan kelompok tani dalam pelestarian sumber daya alam (PSDA).

RA. Sudrajat

Kamis, 09 Juli 2009

H. Mulyadi Jayabaya dan Ir. H. Amir Hamzah Jawara Pembangunan

Daerah Banten, jawara itu dikenal sosok manusia lelaki, yang memiliki jiwa satria serta penuh rasa tanggung jawab dengan prinsip “pantang mundur cinta damai” bila menuju kebenaran.

“Jawara Pembangunan” atau bisa disebut juara pembangunan, artinya sosok pemimpin daerah yang mampu membuktikan hasil karya nyatanya diberbagai sektor pembangunan yang ada dan dapat dirasakan serta terlihat oleh sejumlah masyarakatnya.

Hasil monitoring MN dilapangan, sejak Kabupaten Lebak dipimpin beberapa Bupati diantaranya, H. Oman Syahroni, H. Endang Suwarna, H. Didin Muchidin lalu H. Yas’a Mulyadi kondisi Kabupaten Lebak satu-satunya kabupaten yang tertinggal tanpa adanya perubahan-perubahan pembangunan yang menonjol,baik di Provinsi Jawa Barat maupun di Provinsi Banten.

Namun sebaliknya, sejak Kabupaten Lebak dipimpin, H. Mulyadi Jayabaya sebagai Bupati Kabupaten Lebak mulai bangkit pembangunannya, apalagi sekarang bersama Wakil Bupati Lebak, Ir. H. Amir Hamzah, pembangunan disegala sektor semakin berkembang maju, indah dan damai.

Berbagai pembangunan berkat kepemimpinan H. Mulayadi Jayabaya dan Wakilnya, Ir. H. Amir Hamzah diantaranya, gedung sarana pendidikan diseluruh peloksok Kabupaten Lebak kondisinya cukup baik, indah dan bersih. Sejumlah jalan desa yang tersebar di Kabupaten Lebak kondisinya layak digunakan mengunakan Hotmix, perluasan jalan Penataan kota dan renovasi Rangkasbitung yang kian bagus dan indah.

Selain itu, sudah Nampak beberapa gedung perkantoran yang mencakar langit, diantaranya, gedung pusat pembelanjaan (pasar Rangkasbitung), gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo, Rangkasbitung, gedung pemerintahan daerah Kabupaten Lebak, yang dapat dikatakan gedung terindah di Provinsi Banten maupun Provinsi Jawa Barat. Termasuk pembangunan Masjid Agung Rangkasbitung yang kini selesai dibangun.

Kepala PU Cipta Karya Kabupaten Lebak, Ir. Wawan Hermawan, saat ditemui MN belum lama ini, membenarkan sejak Kabupaten Lebak dipimpin Bupatinya H. Mulyadi Jayabaya, berbagai pembangunan sangat cepat dan sangat dirasakan perubahannya dan dinikmati oleh masyarakat Lebak pada khususnya dan luar Lebak pada umumnya. Menurutnya, cepatnya perubahan pembangunan tersebut, karena disetiap pekerjaan pembangunan disesuaikan dengan anggaran yang, terutama anggaran yang berasal dari APBD Lebak, sehingga berbagai pembangunan dapat berjalan lancer dan sesuai harapan.

Dengan hal tersebut, layak apabila H. Mulyadi Jayabaya beserta Ir. H. Amir Hamzah si namakan Jawara Pembangunan.

RA.Sudrajat

Dishub Lebak Mengeluh

Pendapatan pengeluaran Tempat Pembayaran Retribusi (TPR) khusus di terminal Mandala Rangkasbitung, Kabupaten Lebak semakin berkurang belakangan ini, hasil pengeluaran TPR setiap harinya hanya mencapai Rp. 150 ribu hingga Rp. 175 ribu. Hal itu dikatakan Kadis Perhubungan Kabupaten Lebak, Tb. Aep Saepudin saat ditemui MN diruang kerjanya (9/7).

Dijelaskannya, jumlah itu merupakan pengeluaran TPR dari sejumlah jenis kendaraan penumpang umum yang ada di Terminal Mandala. Kewajiban Dinashub Lebak, lanjutnya, mempunyai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp. 800 juta setiap tahun.

Sedangkan, sebagai contoh pendapatan yang diandalkan hanya masuk dari dari Terminal Mandala. Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, akan mengadakan pendataan kembali terhadap sejumlah kendaraan yang masuk, baik jenis angkot, elf dan Bus.

“Kami akan berupaya, agar penghasilan pengeluaran TPR khusus di Terminal Mandala setiap harinya mencapai Rp. 400 ribu,” tegasnya.

RA. Sudrajat

Di Lebak Terbentuk LK3 Memberi Solusi Masalah Keluarga

Di Kabupaten Lebak kini telah terbentuk Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) dengan tanggal pendiriannya pada 18 April 2009 dengan Nomor Surat Keputusan (SK) : 467/Kep. LK3/26-DTKS/IV/2009.

LK3 merupakan suatu lembaga atau organisasi yang memberikan pelayanan konseling, konsultasi, pemberian informasi, penjangkauan, perlindungan dan pendampingan bagi keluarga secara professional, termasuk merujuk sasaran ke lembaga pelayanan lain yang mampu memecahkan masalahnya. Hal itu dikatakan ketua LK3 Kabupaten Lebak, Pepen Sucharudin pada MN diruang kerjanya (9/7).

Dijelaskan Pepen, tujuan dari LK3 yakni, Memberikan pelayanan sosial keluarga bagi masyarakat, karyawan dan dinas instansi/organisasi, Meningkatkan kemampuan keluarga untuk memecahkan masalah dan melaksanakan fungsi sosialnya secara memadai, Memberikan informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan upaya-upaya pemecahan masalah keluarga dan menumbuhkan kepedulian keluarga, kelompok, masyarakat dan organisasi terhadap permasalah keluarga dan cara mengatasinya sehingga dapat berperan secara aktif.

Masih kata Pepen, sasaran LK3 itu sendiri adalah individu, kelompok, instansi dan organisasi yang membutuhkan informasi untuk mengatasi masalah keluarga, Keluarga yang membutuhkan pelayanan advokasi social, Keluarga yang mengalami masalah psikososial dan masyarakat, karyawan, pekerja pada instansi atau organisasi.

Dalam hal ini, jelas Pepen lagi, penanggung jawab dan pengelola LK3 tersebut berada pada instansi sosial yang ada di kabupaten/kota dan atau pelaksana teknis program pemberdayaan keluarga di kabupaten/kota tersebut. Penanggung jawab operasional adalah pimpinan lembaga yang diberikan kewenangan untukm melaksanakan program LK3 berdasarkan surat keputusan kepala instansi sosial provinsi dan mendapat rekomendasi dari kepala instansi sosial kabuapten/kota.

Pengelola LK3 diharapkan, menyesuaikan situasi dan kondiasi serta potensi sumber daya manusia yang ada di kabupaten/kota. Jika memungkinkan memanfaatkan tenaga yang tersedia dan relevan dengan pelaksanaan LK3 yang hendaknya memanfaatkan berbagai disiplin ilmu atau profesi.

LK3 itu sendiri, lanjut Pepen, memiliki jaringan kerja seperti, Lembaga Ada/Kekerabatan, Lembaga bantuan hukum, Lembaga pelayanan kesejahteraan sosial, Lembaga pelayanan kesehatan, Orsos/LSM (nasional/internasional), Dunia usaha, Lembaga pendidikan, Media massa serta lembaga terkait lainnya.

“Akan selalu siap membantu terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan kami, dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan kewenangan yang ada dan aturan yang berlaku,” kata Pepen.

RA. Sudrajat