Jumat, 31 Juli 2009

BRI Cabang Rangkasbitung Gelar Pesta Rakyat Simpedes

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Rangkasbitung, Kabupaten Lebak baru-baru ini menggelar acara Pesta Rakyat Simpedes di alun-alun Rangkasbitung (25/7). Acara tersebut dihadiri Bupati Lebak, Wakil Bupati Lebak, Kapolres Lebak, Dandim Lebak, segenap Kepala dinas (Kadis), Badan dan Kantor dilingkungan Pemkab Lebak serta tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya berharap, pihak BRI Cabang Rangkasbitung lebih meningkatkan pelayanan perbankan terhadap masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Lebak, terkait segala bentuk simpanan maupaun bantuan kredit yang telah diprogramkan oleh pemerintah, seperti dalam penyalurkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) lebih tepat pada sasaran dan target.

Karena dengan KUR itu, lanjutnya, dapat membantu dalam permodalan usaha atau memperingan beban para kelompok usaha kecil dan menengah (KUKM) untuk melakukan aktivitas usahanya guna tercapainya tingkat ekonomi dan kesejahteraan yang baik dan layak.

“Saya berharap, BRI lebih meningkatkan pelayanannya pada masyarakat (nasabah) dan dapat dalam penyaluran KUR, tepat pada sasaran, lebih berpihak pada orang yang benar-benar membutuhkannya,” katanya.

Pada acara tersebut, Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya berkesempatan memberikan bantuan paket sembako kepada 10 warga rangkasbitung yang kurang mampu. Dan memhimbau kepada masyarakat Lebak untuk lebih peduli dan memakai hasil produk dari Kabupaten Lebak (produk lokal).

Sementara itu, kepala BRI Cabang Rangkasbitung, Agung Sulistijo saat dikonfirmasi MN disela-sela acara menjelaskan, dari tahun ketahun jumlah nasabah BRI semakin bertambah, saat ini tercatat sebanyak kurang lebih 43 ribu nasabah BRI yang tersebar di semua unit BRI di Kabupaten Lebak dengan jumlah nominal asset nasabah sebesar Rp. 113, 9 milyar. Dengan bertambahnya jumlah nasabah di BRI, lanjut Agung, itu menandakan bahwa masyarakat percaya terhadap keberadaan dan pelayanan yang diberikan oleh pihak BRI, baik BRI Cabang Rangkasbitung maupun di unit-unit BRI yang tersebar di Kabupaten Lebak.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Lebak (nasabah) yang telah percaya akan pelayanan yang telah kami berikan,” kata Agung.

Selain Simpedes, jelas Agung lagi, di BRI juga terdapat Kredit umum pedesaan (Kupedes). Dikatakan Agung, terhitung bulan Juni 2009 sudah tersalurkan dana sebesar Rp. 330 milyar dan masyarakat (nasabah) telah melakukan pengembalian (angsuran) kreditnya maka terdapat sisa pinjaman sebesar Rp. 64 milyar.

Pada acara tersebut, pihaknya akan melakukan pengundian para nasabah BRI untuk mendapat hadiah yang telah disediakan. Untuk hadiah utama yaitu, 1 unit mobil dan 5 unit motor serta hadiah hiburan lainnya. Pada acara itu juga, pihaknya memberikan kesempatan bagi para nasabah KUR untuk tampil memamerkan produknya pada pameran produk di pesta rakyat simpedes tersebut.

RA. Sudrajat

Tidak Tepat Sasaran Penyaluran Dana Bantuan Panti Asuhan Di Lebak Diduga Bermasalah


Dana bantuan untuk panti asuhan di Kabupaten Lebak Provinsi Banten yang berasal dari dana APBN, Departemen Sosial (Depsos) dalam praktek penggunaan atau penyalurannya diduga kuat bermasalah karena tidak tepat pada sasaran.

Tahun 2009 ini, sebanyak 50 yayasan atau pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Lebak mendapatkan dana bantuan dari Departemen Sosial (APBN). Tujuan dari dana bantuan tersebut yakni, untuk membantu atau meringankan beban pengelola yayasan atau ponpes dalam memberikan makan pada anak asuhnya. Hal itu, dikatakan Kapala bidang Kesejahteraan Sosial (Kabid Kesos), Dinas Tenaga kerja dan Sosial Kabupaten Lebak, Heri Mulyadi, SH.

Dikatan Heri, bantuan tersebut berupa uang dengan rincian Rp.3 ribu/orang/tahun, dalam arti Negara membantu untuk makan orang yang diasuhnya Rp. 3 ribu perhari untuk satu orang selama satu tahun. Rata-rata untuk satu yayasan atau ponpes yang dapat dana bantuan tersebut sebanyak 20 hingga 30 orang.

“Bantuan berbentuk uang, untuk makan orang yang diasuhya,” kata Heri saat ditemui MN diruang kerjanya (22/7).

Dijelaskan Heri, tujuan dari dana bantuan tersebut adalah untuk membantu makan orang atau anak yang diasuhnya. Jika ada yayasan atau ponpes, si penerima bantuan tidak melaksanakan sesuai petunjuk teknis (Juknis) atau digunakan diluar dari tujuan yang dimaksud maka yayasan atau pondok pesantren itu telah melakukan tindakan yang salah dan bertentangan dengan Juknis serta Juklak yang ada.

“Kalau ada Yayasan si penerima dana bantuan tersebut dalam penggunaannya tidak sesuai dengan tujuan dan juknis yang ada, maka itu adalah hal yang salah dan tidak diperbolehkan,” tegas Heri.

Tidak Mengetahui

Informasi yang diterima MN, di Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak terdapat 5 Yayasan atau ponpes yang menerima dana bantuan dari Depsos tersebut. Salah satunya adalah Yayasan atau Ponpes Al- Baniya yang bertempat di Desa Muaradua.
Pantauan MN yang datang dua kali ke yayasan tersebut, pertama datang pada tanggal 20 Juli (hari libur) pukul 14.30 WIB dan selang beberapa hari, tepatnya tanggal 25 Juli pukul 12.30 WIB, Yayasan Al- Baniya terlihat sangat sepi tidak ada aktivitas atau tidak terlihat adanya kegiatan anak asuh. Padahal pihak yayasan tersebut menerima dana bantuan tersebut sebanyak 20 orang anak asuh.

Saat dikonfirmasi MN, pimpinan Yayasan Al- Baniya, H.Maemun (25/7), mengatakan, bahwa anak yang diasuhnya sedang pada sekolah dan belum pulang. Di Al- Baniya sendiri, lanjut H. Maemun, terdapat anak asuh diluar panti dan ada anak asuh di dalam panti.

Sementara itu, Camat Cikulur, Edi Nurhedi didamping Kasi Kesos Kecamatan Cikulur, Danu, saat ditanya MN terkait dana bantuan tersebut, mengatakan pihaknya tidak mengetahui adanya penyaluran dan penerima dana bantuan ke Yayasan panti asuhan atau ponpes diwilayah kerjanya. Pasalnya, baik si pemberi bantuan maupun si penerima bantuan tidak ada yang memberikan laporan ke pihak kecamatan.

“Kami tidak tahu adanya dana bantuan dari Depsos untuk yayasan panti asuhan ke Kecamatan Cikulur, karena tidak ada laporan baik lisan maupun tulisan dari lembaga yang memberi dana bantuan maupun dari lembaga yang menerima bantuan,” katanya.

Diduga Memanipulasi Data dan Laporan

Tempat terpisah, tokoh masyarakat dan pemuda Desa Muaradua Kecamatan Cikulur, Eli Sachroni saat ditemuai MN dikediamannya (25/7) merasa terkejut dan tidak menyangka kalau Yayasan Al- Baniya yang berada didesanya mendapat dana bantuan panti asuhan. Pasalnya, sepengetahuan dirinya, di yayasan tersebut tidak pernah terdengar dan terlihat ada kegiatan anak asuh.

Untuk itu, Eli Sahcroni sangat menyayangkan dan mengecam keras atas segala tindakan para ketua yayasan atau pimpinan ponpes yang berada didesanya yang suka mengatasnamakan yayasan atau ponpes dengan menjual-jual nama orang atau santri demi mendapatkan uang atau keuntungan pribadi semata. Karena menurutnya belum tentu orang yang diusulkan namanya dalam permohonan bantuan tersebut (proposal –red) mengetahui namanya disusulkan, sehingga dalam penggunaan dana tersebut kemungkinan besar terjadi penyelewengan atau penyimpangan dari aturan juknis yang dapat merugikan keuangan Negara.

“Saya menduga keras, mereka itu (penerima bantuan) memanipulasi data dan laporannya,” tegas Eli.

Masih kata Eli, para penerima dana bantuan dari Depsos itu, adalah mayoritas adalah para kyai atau tokoh ulama yang jelas-jelas mengetahui dan memahami betul tentang hukum agama.

“mereka (penerima bantuan) itu kan, para kyai, tokoh ulama dan agama, yang suka menasehati dan mengingatkan umat, disaat ceramah atau dakwah di tempat-tempat pengajian. Pokoknya mereka itu, jelas-jelas tahu dan paham tentang ilmu dan hukum agama. Tapi kenapa mereka sendiri melakukan tindakan berbohong dengan memanipulasi data dan laporan. Itukan namanya dosa, dibenci Allah SWT,” kata Eli.

Untuk itu, Eli berharap kepada pihak-pihak terkait baik kejaksaan maupun kepolisian untuk segera menangani permasalahan dugaan penyelewengan dana bantuan tersebut. Agar Bangsa dan Negara yang kita cintai ini tidak lagi dirugikan oleh dan tangan-tangan kotor.

RA. Sudrajat

Membuka Akses Badan Jalan Kapunduan Warga Desa Sumurbandung Lakukan “Gugur Gunung”

Sebuah karya nyata dan bentuk kepedulian Kepala desa bersama-sama warga Desa Sumurbandung Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak terhadap perkembangan pembangunan di Kampung Kapunduan Desa Sumurbandung yang kondisinya telah lama terisolir, belum lama ini melakukan kegiatan gotong royong (swadaya –red) membuka akses badan jalan (gugur gunung) ke kampung tersebut sepanjang 2 kilometer. Hal tersebut dikatakan Kepala Desa Sumurbandung, Amin Hidayat.

Dikatakan Amin, gugur gunung tersebut dilakukan agar terjadinya pemerataan pembangunan didesanya. Pasalnya, berpuluh-puluh tahun lamanya jalan menuju Kampung Kapunduan merupakan jalan setapak sehingga sangat sulit atau tidak bisa dilalui oleh kendaran, khususnya kendaran roda empat (mobil) dan bila musim hujan tiba, kendaraan roda dua (motor) pun akan kesulitan melalui jalan tersebut, karena kondisi jalan licin bercampur tanah merah.

“Sudah berpuluh-puluh tahun, keberadaan Kampung Kapunduan sangat terilosir. Maka aparat desa bersama warga bergotong royong membuka akses badan jalan Kapunduan sepanjang 2 kilometer,” kata Amin pada MN dikediaman (29/7).

Amin menjelaskan, Kampung Kapunduan diibaratkan adalah sebuah pulau diareal persawahan, menuju ke kampung tersebut, melewati hutan dan persawahan. Jumlah penghuni di kampung tersebut sebanyak 31 rumah dengan 40 Kepala Keluarga (KK), dengan mata pencaharian warga mayoritas petani. Selain padi, hasil sumber alam yang dapat diandalkan dari kampung tersebut juga terdapat buah-buah.

Dengan telah terbentuknya badan jalan, lanjut Amin, nantinya akan diusahakan untuk dilakukan pengerasan jalan pada jalan tersebut melalui program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pedesaan tahun ini dan secara bertahap pula nantinya akan diupayakan untuk di hotmik melalui Program Hotmix Masuk Desa (HMD).

“Rencana kami, setelah terbentuk badan jalan, maka akan mengajukan kegiatan pengerasan jalan tersebut melalui PNPM –Pedesaan dan selanjutnya akan diusulkan lagi pada Program HMD,” kata Amin.

Tidak adanya Jaringan Listrik

Ditambahkan Amin, satu bukti lagi, kalau kondisi Kampung Kapunduan terisolir yakni, belum adanya jaringan listrik (tiang-tiang listrik) yang layak dan memadai. Jaringan yang ada saat ini, mengambil dari kampung tetangga dengan tiang-tiang seadanya dari batang-batang bambu atau pepohonan.

Untuk itu, karena semua ini merupakan kewajiban dan tangungjawab bersama, pihaknya berharap kepada pemerintah baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab Lebak), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten maupun Pemerintah Pusat untuk peduli dan turut serta membangun Kampung Kapunduan agar tercapainya suatu pemerataan dalam pembangunan desa, sehingga keberadaan warga di Kampung Kapunduan sama dengan warga-warga kampung lainnya yaitu dapat dengan leluasa melakukan aktivitas tanpa adanya hambatan, yang pada akhirnya akan mendongkrak aspek perekonomi dan pendapatan warga di kampung tersebut.

Terpisah, Marsim (40) warga Kampung Kapunduan merasa bersyukur dengan telah terbentuknya badan jalan ke kampungnya. Menurutnya, tahun berganti tahun, kades-berganti kades, baru kades yang sekarang yang mampu membuka akses badan jalan yang kini bisa dilalui kendaraan roda empat. Dahulu, jelas Marsim, jalan menuju ke Kampung Kapunduan merupakan jalan setapak yang sulit dilalui kendaraan, sehingga warga yang mau berpergiaan keluar harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer. Kini berkat kepepimpinan Kades yang sekarang, warga Kampung Kapunduan dapat berpergian menggunakan kendaraan, walau kondisi badan jalan masih tanah merah.

Marsim bersama warga Kampung Kapunduan lainnya berharap, agar jalan menuju ke kampungnya dapat ditingkatkan lagi seperti jalan-jalan yang berada dikampung lain. Selain itu, keberadaan jaringan listrik sangat dibutuhkan di kampungnya.
“Kami ucapkan terimakasih kepada Kades dan warga desa Sumurbandung lainnya yang telah peduli terhadap keberadaan Kampung Kapunduan. Serta kepada pemerintah agar terus peduli dan memperhatikan untuk membangun kampung kami agar dapat berdiri sama dengan kampung-kampung lainnya,” katanya pada MN.

RA.Sudrajat

Jumat, 24 Juli 2009

Kejaksaan Negeri Rangkasbitung Peringati Hari Bhakti Adhyaksa Ke – 49

Kejaksaan Negeri Rangkasbitung baru - baru ini menggelar acara peringatan Hari Bhakti Adhyaksa ke – 49 bertempat di aula kantor Kejaksaan Negeri Rangkasbitung (22/7). Hadir pada acara tersebut unsur Muspida Kabupaten Lebak, Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya, Kapolres Lebak, Dandim Lebak, para Kepala Dinas, Badan dan Kantor, Alim Ulama serta tamu undangan lainnya.

Kepala Kejaksaan Negeri Rangkasbitung, Rodiansyah, SH, dalam sambutannya mengatakan, acara ini mengambil tema, Melalui Hari Bhakti Adhyaksa 2009 “Kita songsong reformasi birokrasi kejaksaan menuju terwujudnya aparat kejaksaan yang professional dan berintegritas moral yang tangguh”. Dalam hal ini, pihaknya berharap dalam memberi pelayanan hukum pada masyarakat menjadi lebih baik dan benar sehingga pada akhirnya masyarakat memiliki keyakinan akan adanya kepastian hukum yang sesungguhnya.

“Pelayanan hukum kepada masyarakat akan ditingkatkan lagi menjadi lebih baik, sehingga masyarakat merasa yakin akan adanya kepastian hukum yang berlaku di negeri ini,” katanya.

Sementara itu, Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya dalam sambutanya, mendukung langkah yang diambil pihak kejaksaan dalam memberikan pelayanan hukum yang terbaik bagi masyarakat, baik pelayanan hukum Perdata maupun Pidana.

“Negera kita adalah Negara hukum, untuk itu, kita patut mentaati, mematuhi dan melaksanakan hukum itu dengan baik dan benar sesuai dengan Undang-undang yang berlaku,” katanya.

RA. Sudrajat

Jalan Kadulapang – Jaraja Rusak Berat

Sejumlah warga Desa Anggalan Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak Provinsi Banten, khusus yang berada dijalur Jalan Kadulapang – Jaraja merasa dianak tirikan oleh pemerintah. Pasalnya, setelah bertahun-tahun kondisi jalan yang rusak parah dibiarkan oleh pemerintah begitu saja tanpa ada tanda-tanda akan di perbaiki atau dibangun. Hal itu, diutarakan tokoh masyarakat setempat, Rahmat pada MN dikediamannya belum lama ini.

Dikatakan Rahmat, kondisi jalan yang rusak parah tersebut sangat mengganggu warga untuk melakukan aktivitas. Padahal kata Rahmat lagi, jalan Kadulapang – Jaraja adalah jalan vital yang ada di Desa Anggalan yang dapat menghubungkan ke kampung-kampung lain atau ke desa-desa lain, bahkan hingga perbatasan Kabupaten Pandeglang.

Dijelaskan rahmat, di Desa Anggalan terdapat potensi hasil Sumber Daya Alam (SDA) yang besar seperti buah-buahan, Durian, Dukuh, Kelapa, Manggis, Padi serta Batu cadas juga ada beberapa kerajinan Anyaman (Tikar). Selain itu, disepanjang jalan Kadulapang – Jaraja terdapat lembaga pendidikan atau sekolah yakni, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al- Aulad yang memiliki siswa yang cukup banyak.

Kondisi jalan yang rusak tersebut, lanjut Rahmat, apabila musim hujan, sangat sulit sekali dilalui oleh kendaraan baik kendaraan roda dua maupun roda empat, karena cilin dan bercampur tanah merah.

“Kalau musim hujan tiba, pokoknya jalan Kadulapang – Jaraja sangat sulit dilalui oleh kendaraan, baik mobil maupun motor,” jelas Rahmat.
Minta segera dibangun

Selain Rahmat, ada lagi Sahra, tokoh masyarakat setempat yang juga sama merasa dampak dari kondisi jalan yang rusak parah. Dikatakannya, kondisi Jalan Kadulapang – Jaraja rusak parah yang panjangnya kurang lebih 2 kilometer, berdampak pada tingginya biaya yang dikeluarkan bila ingin beraktivitas, berpergian keluar desa. Hal ini sangat memberatkan warga desa Anggalan yang sebagian besar warganya tidak mampu.

Untuk itu, Sahra berharap kepada pemerintah untuk segera membangun atau memperbaiki kondisi jalan Kadulapang – Jaraja, agar masyarakat desa dapat leluasa melakukan aktivitasnya dan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyakarat.
“Kami sangat berharap sekali kepada pemerintah untuk segera memperhatikan dan membangun Jalan Kadulapang – Jaraja yang kondisinya rusak parah. Agar beban yang dialami oleh warga desa dapat berkurang,” Kata Sahra pada MN
RA. Sudrajat

Dishutbun Lebak Lestarikan DTA

Dalam rangka mempercepatan penghijauan lahan krisis, pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Lebak melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak melakukan rehabilitisir kawasan tangkapan air (cathment area) guna menyimpan cadangan stok air dalam tanah. Hal itu ditegaskan Kepala bidang (Kabid) Kehutanan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Asep Muladi pada MN diruang kerjanya (23/7).

Dikatakan Asep, bukti keseriusan dan kepedulian Pemkab Lebak dalam upayanya memelihara dan melestarikan alam dan kawasan tangkapan air, pada tahun 2009 ini dialokasikan di 4 Kecamatan di Kabupaten Lebak, diantarannya, Kecamatan Cibadak, Warunggunung, Panggarangan dan Kecamatan Cilograng.

Sementara itu ditempat terpisah, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Daerah Tangkapan Air dan Bendungan (DTA) yang juga menjabat Kasi Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Dinas kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Noerly Edlinar, S Hut saat di konfirmasi MN diruang kerjanya belum lama ini mengatakan, pada kegiatan tersebut pelaksanaannya dilaksanakan oleh kelompok tani dengan melakukan penanaman pohon di Daerah Tangkapan Air (DTA) sebanyak 10 ribu batang/bibit pohon dengan luas areal 20 hektare perunitnya. Jenis pohon yang dinanam, lanjut Noerly, bermacam-macam seperti, Albasiah, Mahoni, Pulai, Kaliandra, Bambu, Sukun dan Jengkol.

Kegiatan tersebut bertujuan, untuk mengurangi atau mengantisipasi terjadinya erosi permukaan tanah dan dapat tersedianya air sepanjang tahun dalam kapasitas yang cukup.
“Hal ini dilakukan guna menjaga atau mengurangi terjadinya erosi pada permukaan tanah dan tersedianya air sepanjang tahun dalam kapasitasi yang cukup,” katanya pada Banten Ekspose diruang kerjanya (15/7).

Diharapkan pada kegiatan tersebut, lanjut Noerly lagi, dapat meningkatkan motivasi masyarakat sekitar DTA, untuk menjaga tanaman atau tegakan di sekitar DTA dan meningkatkan kesejahteraan kelompok tani dalam pelestarian sumber daya alam (PSDA).

RA. Sudrajat

Jumat, 17 Juli 2009

Puskesmas Mandala Selesai Dibangun

Dengan selesainya pembangunan Puskesmas Mandala, yang berlokasi di mandala Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak sekalipun belum diresmikan oleh Bupati Lebak namun Puskesmas tersebut sudah berpungsi melayani sejumlah pasien yang datang seperti halnya Puskesmas lainnya.

Kepala Puskesmas Mandala H. Khaerudin saat ditemui MN di ruang kerjanya (14/7) menegaskan Puskesmas Mandala memiliki 15 ruang yang dilengkapi satu Dokter Umum, 8 Bidan,7 Perawat dan 4 bagian administrasi. Puskesmas ini merupakan Puskesmaske dua yang ada di Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak.

“Puskesmas ini lokasinya termasuk di jalur lintas padat, dengan hal tersebut sangat pentingnya penambahan ruangan serta dibangunnya ruang Unit gawat Darurat (UGD) dan bila Puskesmas Mandala tersebut sudah dilengkapi ruang UGD, tentunya pelayannan terhadap pasien berlaku 24 jam,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, H. Maman Sukirman ketika dihubungi Via HP mengatakan, dibangunnya Puskesmas yang berlokasi di mandala sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam pelayannan kesehatan, khususnya adanya Terminal Mandala yang sering terjadi kecelakaan.

“Tentu pentingnya ruang UGD khusus dan Insya Allah tahun yang akan datang akan segera dibangun,“ tegas H. Maman.

RA.Sudrajat

Dinamika Koperasi Di Kabupaten Lebak

Setelah melakukan berbagai upaya dibidang kelembagaan koperasi di Kabupaten Lebak, diantaranya melakukan Inventarisasi koperasi, Revitalisasi koperasi dan Restrukturisasi koperasi.

Tercatat saat ini, sebanyak 834 koperasi yang ada di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Dari jumlah tersebut, 570 Koperasi masuk kategori aktif sedangkan 264 masuk kategori tidak aktif. Hal itu dikatakan Kapala Bidang (Kabid) Kelembagaan Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Aan Suryana.

Dijelaskan Aan, bagi koperasi yang masuk kategori tidak aktif, secara bertahap akan dibubarkan atau bina. Dari 264 koperasi yang sudah tidak aktif, untuk tahap awal pada tahun 2009 ini direncanakan sebanyak 120 koperasi yang akan dilakukan pembinaan, kalau kondisinya sulit dan tidak mau dibina maka akan dilakukan pembubaran.

Pada tahun 2008 lalu, jelas Aan lagi, setelah dilakukan pembinaan, sebanyak 16 koperasi yang sudah dihidupkan kembali dan pada awal tahun 2009 sebanyak 4 koperasi yang dihidupkan kembali.

“Tahun 2009, sebanyak 120 koperasi yang rencananya akan bibubarkan atau dibina, artinya selama koperasi tersebut dapat menjalankan arahan dan binaan dengan baik, maka kami akan menghidupkan kembali koperasi tersebut, tetapi apabila tidak bisa menjalankan dengan baik, maka kami akan membubarkannya,” kata Aan pada MN (15/7).

Saat ini pula, lanjut Aan, pihak sedang melakukan sosialisasi tentang pengkoperasian yang dilaksanakan di 6 wilayah di Kabupaten Lebak dengan target sasaran 255 koperasi.
Masih kata Aan, dalam penilaian pihaknya, sebanyak 112 koperasi di Kabupaten Lebak masuk kategori koperasi yang sudah mapan. Pasalnya, koperasi tersebut biasa mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

Dalam hal ini, lanjut Aan lagi, keberadaan koperasi sebaiknya dibantu dengan pembinaan usaha dan modal baik dari APBD Lebak, APBD Provinsi Banten maupun dan APBN, maka koperasi di Lebak akan dapat berkembangan dengan baik dan pesat.
“Pengelolaan bantuan harus merata atau disesuaikan dengan kemampuan koperasi itu sendiri. Secara kwantitatif, koperasi di Kabupaten Lebak cukup bagus, namun secara kualitas masih kurang,” kata Aan.

RA. Sudrajat

6 siswa SMPN 1 Rangkasbitung Siap Ikuti Lomba Karya Tulis “Pengaruh Modernisasi Tingkat Nasional”

Dua kelompok (6 siswa) Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Rangkasbitung, Kabupaten Lebak siap mengikuti kegiatan lomba karya tulis tentang pengaruh modernisasi tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Jakarta.

Sumber yang dihimpun MN, menyebutkan kedua kelompok ini merupakan kelompok juara yang masuk persentase se-Propinsi Banten dan kedua kelompok inilah sebagai peserta lomba ke tingkat nasional mewakili Propinsi Banten.

Adapun yang akan diperlombakan antara lain, kelompok pertama sebanyak tiga anggota yaitu, lomba pengaruh modernisasi terhadap nilai budaya permainan rakyat tradisional dogdog lojor di kota Rangkasbitung, sedangkan kelompok ke dua yaitu lomba pengaruh moderenisasi terhadap keteguhan prinsip hidup Suku Baduy.

Kepala SMP Negeri 1 Rangkasbitung, H. Sudirman ketika ditemui MN di ruang kerjanya belum lama ini menegaskan, berbagai upaya dilakukan diantaranya latihan, untuk menghadapi lomba tersebut sudah disiapkan secara maksimal.

Sudirman menghimbau khususnya masyarakat Lebak untuk turut berdo’a agar peserta lomba tingkat nasional Kabupaten Lebak berhasil meraih sebagai juara dan bila peserta mampu tampil sebagai juara umum tidak menutup kemungkinan juara umum tersebut dapat berjabat tangan dengan Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

RA.Sudrajat

Dishutbun Lebak Lestarikan DTA

Dalam rangka mempercepatan penghijauan lahan krisis, pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Lebak melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak melakukan rehabilitisir kawasan tangkapan air (cathment area) guna menyimpan cadangan stok air dalam tanah. Hal itu ditegaskan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Daerah Tanngkapan Air (DTA) yang juga menjabat Kasi Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Dinas kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Noerly Edlinar, S Hut.

Dikatakan Noerly, bukti keseriusan dan kepedulian Pemkab Lebak dalam upayanya memelihara dan melestarikan alam dan kawasan tangkapan air, pada tahun 2009 ini dialokasikan di 4 Kecamatan di Kabupaten Lebak, diantarannya, Kecamatan Cibadak, Warunggunung, Panggarangan dan Kecamatan Cilograng.

Masih kata Noerly, pada kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kelompok tani dengan melakukan penanaman pohon di Daerah Tangkapan Air (DTA) sebanyak 10 ribu batang/bibit pohon dengan luas areal 20 hektare perunitnya. Jenis pohon yang dinanam, lanjut Noerly, bermacam-macam seperti, Albasiah, Mahoni, Pulai, Kaliandra, Bambu, Sukun dan Jengkol.

Kegiatan tersebut bertujuan, untuk mengurangi atau mengantisipasi terjadinya erosi permukaan tanah dan dapat tersedianya air sepanjang tahun dalam kapasitas yang cukup.
“Hal ini dilakukan guna menjaga atau mengurangi terjadinya erosi pada permukaan tanah dan tersedianya air sepanjang tahun dalam kapasitasi yang cukup,” katanya pada MN diruang kerjanya (15/7).

Diharapkan pada kegiatan tersebut, lanjut Noerly lagi, dapat meningkatkan motivasi masyarakat sekitar DTA, untuk menjaga tanaman atau tegakan di sekitar DTA dan meningkatkan kesejahteraan kelompok tani dalam pelestarian sumber daya alam (PSDA).

RA. Sudrajat

Kamis, 09 Juli 2009

H. Mulyadi Jayabaya dan Ir. H. Amir Hamzah Jawara Pembangunan

Daerah Banten, jawara itu dikenal sosok manusia lelaki, yang memiliki jiwa satria serta penuh rasa tanggung jawab dengan prinsip “pantang mundur cinta damai” bila menuju kebenaran.

“Jawara Pembangunan” atau bisa disebut juara pembangunan, artinya sosok pemimpin daerah yang mampu membuktikan hasil karya nyatanya diberbagai sektor pembangunan yang ada dan dapat dirasakan serta terlihat oleh sejumlah masyarakatnya.

Hasil monitoring MN dilapangan, sejak Kabupaten Lebak dipimpin beberapa Bupati diantaranya, H. Oman Syahroni, H. Endang Suwarna, H. Didin Muchidin lalu H. Yas’a Mulyadi kondisi Kabupaten Lebak satu-satunya kabupaten yang tertinggal tanpa adanya perubahan-perubahan pembangunan yang menonjol,baik di Provinsi Jawa Barat maupun di Provinsi Banten.

Namun sebaliknya, sejak Kabupaten Lebak dipimpin, H. Mulyadi Jayabaya sebagai Bupati Kabupaten Lebak mulai bangkit pembangunannya, apalagi sekarang bersama Wakil Bupati Lebak, Ir. H. Amir Hamzah, pembangunan disegala sektor semakin berkembang maju, indah dan damai.

Berbagai pembangunan berkat kepemimpinan H. Mulayadi Jayabaya dan Wakilnya, Ir. H. Amir Hamzah diantaranya, gedung sarana pendidikan diseluruh peloksok Kabupaten Lebak kondisinya cukup baik, indah dan bersih. Sejumlah jalan desa yang tersebar di Kabupaten Lebak kondisinya layak digunakan mengunakan Hotmix, perluasan jalan Penataan kota dan renovasi Rangkasbitung yang kian bagus dan indah.

Selain itu, sudah Nampak beberapa gedung perkantoran yang mencakar langit, diantaranya, gedung pusat pembelanjaan (pasar Rangkasbitung), gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adjidarmo, Rangkasbitung, gedung pemerintahan daerah Kabupaten Lebak, yang dapat dikatakan gedung terindah di Provinsi Banten maupun Provinsi Jawa Barat. Termasuk pembangunan Masjid Agung Rangkasbitung yang kini selesai dibangun.

Kepala PU Cipta Karya Kabupaten Lebak, Ir. Wawan Hermawan, saat ditemui MN belum lama ini, membenarkan sejak Kabupaten Lebak dipimpin Bupatinya H. Mulyadi Jayabaya, berbagai pembangunan sangat cepat dan sangat dirasakan perubahannya dan dinikmati oleh masyarakat Lebak pada khususnya dan luar Lebak pada umumnya. Menurutnya, cepatnya perubahan pembangunan tersebut, karena disetiap pekerjaan pembangunan disesuaikan dengan anggaran yang, terutama anggaran yang berasal dari APBD Lebak, sehingga berbagai pembangunan dapat berjalan lancer dan sesuai harapan.

Dengan hal tersebut, layak apabila H. Mulyadi Jayabaya beserta Ir. H. Amir Hamzah si namakan Jawara Pembangunan.

RA.Sudrajat

Dishub Lebak Mengeluh

Pendapatan pengeluaran Tempat Pembayaran Retribusi (TPR) khusus di terminal Mandala Rangkasbitung, Kabupaten Lebak semakin berkurang belakangan ini, hasil pengeluaran TPR setiap harinya hanya mencapai Rp. 150 ribu hingga Rp. 175 ribu. Hal itu dikatakan Kadis Perhubungan Kabupaten Lebak, Tb. Aep Saepudin saat ditemui MN diruang kerjanya (9/7).

Dijelaskannya, jumlah itu merupakan pengeluaran TPR dari sejumlah jenis kendaraan penumpang umum yang ada di Terminal Mandala. Kewajiban Dinashub Lebak, lanjutnya, mempunyai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp. 800 juta setiap tahun.

Sedangkan, sebagai contoh pendapatan yang diandalkan hanya masuk dari dari Terminal Mandala. Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, akan mengadakan pendataan kembali terhadap sejumlah kendaraan yang masuk, baik jenis angkot, elf dan Bus.

“Kami akan berupaya, agar penghasilan pengeluaran TPR khusus di Terminal Mandala setiap harinya mencapai Rp. 400 ribu,” tegasnya.

RA. Sudrajat

Di Lebak Terbentuk LK3 Memberi Solusi Masalah Keluarga

Di Kabupaten Lebak kini telah terbentuk Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) dengan tanggal pendiriannya pada 18 April 2009 dengan Nomor Surat Keputusan (SK) : 467/Kep. LK3/26-DTKS/IV/2009.

LK3 merupakan suatu lembaga atau organisasi yang memberikan pelayanan konseling, konsultasi, pemberian informasi, penjangkauan, perlindungan dan pendampingan bagi keluarga secara professional, termasuk merujuk sasaran ke lembaga pelayanan lain yang mampu memecahkan masalahnya. Hal itu dikatakan ketua LK3 Kabupaten Lebak, Pepen Sucharudin pada MN diruang kerjanya (9/7).

Dijelaskan Pepen, tujuan dari LK3 yakni, Memberikan pelayanan sosial keluarga bagi masyarakat, karyawan dan dinas instansi/organisasi, Meningkatkan kemampuan keluarga untuk memecahkan masalah dan melaksanakan fungsi sosialnya secara memadai, Memberikan informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan upaya-upaya pemecahan masalah keluarga dan menumbuhkan kepedulian keluarga, kelompok, masyarakat dan organisasi terhadap permasalah keluarga dan cara mengatasinya sehingga dapat berperan secara aktif.

Masih kata Pepen, sasaran LK3 itu sendiri adalah individu, kelompok, instansi dan organisasi yang membutuhkan informasi untuk mengatasi masalah keluarga, Keluarga yang membutuhkan pelayanan advokasi social, Keluarga yang mengalami masalah psikososial dan masyarakat, karyawan, pekerja pada instansi atau organisasi.

Dalam hal ini, jelas Pepen lagi, penanggung jawab dan pengelola LK3 tersebut berada pada instansi sosial yang ada di kabupaten/kota dan atau pelaksana teknis program pemberdayaan keluarga di kabupaten/kota tersebut. Penanggung jawab operasional adalah pimpinan lembaga yang diberikan kewenangan untukm melaksanakan program LK3 berdasarkan surat keputusan kepala instansi sosial provinsi dan mendapat rekomendasi dari kepala instansi sosial kabuapten/kota.

Pengelola LK3 diharapkan, menyesuaikan situasi dan kondiasi serta potensi sumber daya manusia yang ada di kabupaten/kota. Jika memungkinkan memanfaatkan tenaga yang tersedia dan relevan dengan pelaksanaan LK3 yang hendaknya memanfaatkan berbagai disiplin ilmu atau profesi.

LK3 itu sendiri, lanjut Pepen, memiliki jaringan kerja seperti, Lembaga Ada/Kekerabatan, Lembaga bantuan hukum, Lembaga pelayanan kesejahteraan sosial, Lembaga pelayanan kesehatan, Orsos/LSM (nasional/internasional), Dunia usaha, Lembaga pendidikan, Media massa serta lembaga terkait lainnya.

“Akan selalu siap membantu terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan kami, dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan kewenangan yang ada dan aturan yang berlaku,” kata Pepen.

RA. Sudrajat

Selasa, 07 Juli 2009

Dinas Peternakan Lebak Kembangkan Produksi Ternak Kecil

Dinas Peternakan Kabupaten Lebak pada tahun 2009 mengembangkan usaha ternak kecil (domda –red) yang anggarannya dibiayai dari APBD DAK Lebak tahun 2009. Hal itu dikatakan Kepala bidang (Kabid) Produksi Dinas Peternakan Kabupaten Lebak, Supadma.

Dikatakan Supadma, tahun ini pengembangan Produksi ternak kecil dialokasikan ke 12 kelompok yang tersebar di enam kecamatan di Kabupaten lebak diantaranya, Kecamatan Bayah, Banjarsari, Cikulur, Cileles, Cimarga dan Kecamatan Sajira.

Tujuan dari pengembangan Produksi ternak kecil tersebut, jelas Supadma yakni, untuk membantu peningkatan populasi dalam program ketahanan pangan, dalam hal ini, untuk kecukupan kebutuhan daging dan peningkatan tingkat ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan potensi lokal yang berbasis di pedesaan.

Diharapkan, lanjut Supadma, para peternak penerima bantuan agar bisa mengembangkan dari jumlah yang diterima menjadi populasi yang layak untuk dijadikan skala usaha ekonomi keluarga. Selain untuk peningkatan perekonomian masyarakat ternak, juga untuk memperbaiki mutu genetik atau keturunan dari domba-domba yang ada di Kabupaten Lebak. Disamping itu pula bagi para penerima bantuan tersebut, agar dapat mematuhi terhadap ketentuan-ketentuan yang telah disepakati, baik dari sisi administrasi maupun teknis.

“Tahun 2009, kami lakukan pengembangan produksi ternak kecil terhadap 12 kelompok yang tersebar di enam kecamatan. Diharapkan pada kegiatan ini dapat meningkatkan tarap hidup dan ekonomi masyarakat peternak,” kata Supadma pada MN diruang kerjanya (6/7).

Terpisah, ketua kelompok Tani Sri Asih Desa Sumurbandung Kecamatan Cikulur, Enjen HS saat dikomfirmasi mengatakan, pihaknya mengucapkan terimakasih atas bantuan pengembangan produksi ternak kecil kepada kelompoknya.

Kelompok Tani Sri Asih, lanjut Enjen, menerima bantuan sebanyak 15 ekor domba yang kondisinya sehat dan layak. Maka untuk itu, pihaknya akan berusaha dan berupaya memelihara dan merawat dengan baik agar terjadi peningkatan pupulasinya. Sehingga pada nantinya, akan dapat pula meningkatkan pendapatan ekonomi dan kesejahteraan para anggota dalam kelompoknya.

Namun, kata Enjen, pihaknya berharap kepada pemerintah melalui dinas terkait agar terus melakukan pembinaan dan memberikan fasilitasi-fasilitas penunjang lainnya, agar apa yang sedang dilakukan dapat berjalan berkesinambungan dan sesuai dengan yang diharapkan bersama.

“Alhamdulillah atas bantuan yang telah diberikan kepada kami. Namun, kami berharap agar dinas terkait agar tetap melakukan pembinaan secara intens. Dikhawatirkan di kemudian hari terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti, domba sakit,” kata Enjen pada MN dikediamannya (7/7).

Hal yang sama dikatakan Kepala Desa Sumurbandung, Amin Hidayat, dikatakannya, bantuan domba ini telah lama di nanti-nanti oleh warga desanya. Pasalnya, kondisi alam Desa Sumurbandung sangat cocok akan pengembangan usaha produksi ternak kecil (domba –red).

Semoga, lanjut Amin, dengan diberikan bantuan domba kewilayahnya, dapat berkembang dengan baik sehingga terjadi peningkatan pendapatan ekonomi warga mencapai tingkat kesejahteraan yang layak.

RA. Sudrajat

Jumat, 03 Juli 2009

DKP Lebak Gelar Temu Usaha Budidaya Ikan Air Tawar se Kabupaten Lebak

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak menggelar acara Temu Usaha Budidaya Ikan Air Tawar se Kabupaten Lebak. Acara tersebut dibuka Bupati Lebak, H. Mulyadi Jayabaya bertempat di Balai Benih Ikan (BBI) Kalanganyar Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak (3/7). Acara yang mengambil tema, Mari kita kembangkan usaha budidaya perikanan sebagai penggerak ekonomi kerakyatan berbasis perdesaan, dihadiri pula oleh seluruh Unsur Muspida Kabupaten Lebak, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten, Kepala Dinas, Badan dan Kantor se Kabuapten Lebak, pihak perbankkan yang ada di Kabupaten Lebak serta Kelompok pembudidaya ikan air tawar se Kabupaten Lebak.

Dalam sambutannya H. Mulyadi Jayabaya yang akrab di panggil JB ini mengatakan,potensi budidaya ikan air tawar di Kabupaten Lebak sangat baik dan menjanjikan. Hal itu, lanjut JB, faktor kondisi alam di Kabuapten Lebak sangat mendukung untuk melakukan usaha pembudidayaan ikan air tawar. Perlu diketahui, lanjut JB, 7 ton per hari konsumsi ikan air tawar di Kabupaten Lebak, sementara ini, untuk memenuhi kebutuhan mengkonsumsi selalu di suplai dari Sukabumi dan Cianjur.

“Salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan adalah benih ikan yang bagus, baik mutunya maupun ketersediaannya. Jika kita hanya mengandalkan benih dari alam saja maka kendala paling utamanya yaitu ketersediaan benih tersebut pada waktu tertentu saja. Oleh karena itu, pemerintahan memberikan solusi dengan membangun BBI di beberapa daerah yang memiliki potensi perikanan budidaya yang bagus,” kata JB.

Dijelaskan JB, kabupaten Lebak memiliki 3 BBI diantaranya, BBI Cikoncang Kecamatan Wanasalam, BBI Kalanganyar Kecamatan Kalanganyar dan BBI Cipanas Kecamatan Cipanas. Benih ikan yang tersedia di BBI tersebut yakni, benih ikan Mas, ikan Lele, ikan Nila, ikan Tawes, ikan Nilem, ikan Tambakan, ikan Gurame, ikan Patin dan Belut.

Masih kata JB, Kabupaten Lebak memiliki wilayah sentra produksi atau kawasan potensi unggulan yakni, untuk ikan Emas terdapat di Kecamatan Cipanas, Cibeber dan Kecamatan Banjarsari. Ikan Lele terdapat di Kecamatan Rangkasbitung dan Warunggunung. Ikan Nila di Kecamatan Muncang dan Wanasalam sedangkan ikan Guramne terdapat di Kecamatan Cileles.

“Diharapkan dengan digelarnya acara ini, nantinya dapat mengembangkan dan meningkatan usaha budidaya ikan air tawar, sehingga mampu pula meningkatkan tingkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Lebak serta dapat memenuhi konsumsi ikan di Kabuapten Lebak,” kata JB

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan perikanan Provinsi Banten, H. Suyitno saat dikonfirmasi MN di sela-sela acara mengatakan, acara ini sangat baik diadakan, selain para pembudidaya ikan yang hadir, juga dari pihak perbankkan, pelaku usaha dan pengusaha. Diharapkan setelah ini, dapat terpenuhinya kebutuhan ikan di Provinsi Banten.

Banten, lanjut Suyitno, sangat potensial, baik dari sumber daya alam dan dari kebutuhan pasar. Maka untuk itu, usaha budidaya ikan sangat menjanjikan, miliki prosfek usaha yang cerah.

“Kebutuhan sarana, proses produksi dan pemasaran di bangun dalam suatu system yang baik dan benar, maka semua kebutuhan di Banten akan terpenuhi. Tercatat saat ini sebanyak 5114 pembudidaya ikan, baik tawar, laut dan payau yang berada di Provinsi Banten,” kata Suyitno.

RA. Sudrajat

Kamis, 02 Juli 2009

Depag Lebak miliki 613 PAH

Suatu bentuk apresiasi atau kepedulian pemerintah terhadap para guru ngaji non PNS akan jasanya dalam mencerdaskan umat, maka pemerintah melalui Departemen Agama membentuk Penyuluh Agama Honorer (PAH). Hal itu dikatakan Kasi Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Perberdayaan Masjid (Penamas) Departemen Agama (Depag) Kabupaten Lebak, Sukri.

Dijelaskan Sukri, sebenarnya PAH sudah ada sejak dulu, namun namanya Guru Agama Honorer (GAH), karena perkembangan jaman yang semakin maju dan kompleks, maka nama GAH diganti dengan PAH.

“Pada awalnya namanya GAH, sekarang berganti PAH,” tegas Sukri pada MN diruang kerjanya (2/7).

Keterkaitan dan peran Penamas terhadap PAH, lanjut Sukri, dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Penamas sebagai Pengembangan pendidikan Alquran dan MTQ, Penyuluh dan Lembaga dakwah, Publikasi dakwah, Siaran dan Tamadun serta Pemberdayaan masjid.

Saat ini, kata Sukri, tercatat sebanyak 613 PAH yang tersebar di wilayah Kabupaten Lebak. Diharapkan PAH mampu untuk mengarahkan masyarakat dan memotivasi masyarakat terhadap program-program pemerintah diantaranya, memotivasi masyarakat untuk datang ke majelis taklim atau mengajak masyarakat untuk hidup sehat dan atau menjaga keamanan lingkungan disekitarnya. PAH itu sendiri, lanjut Sukri lagi, mendapatkan honor dari pemerintah sebesar Rp.100 ribu per bulan.

“Diharapkan PAH mampu untuk dapat mengarahkan masyarakat memotivasi tehadap program pemerintah sehingga program pemerintah tersebut dapat berjalan dan sukses di tengah masyarakat,” kata Sukri.

RA.Sudrajat

Koperasi “ Dewi Sri “ Tingkatan Kesejahteraan Anggota

Koperasi “Dewi Sri” salah satu koperasi di Kabupaten Lebak yang bergerak pada usaha simpan pinjam dan Warung serba ada (Waserba) yang pada awal berdiri tahun 1976 dengan asset awal yang dimiliki sebesar Rp. 100 ribu, ternyata dalam perjalanan menjalani usahanya hingga sekarang dapat meningkatkan asset cukup signifikan. Terlapor asset yang dimiliki sekarang sebesar Rp. 1,3 miliyar. Hal itu dikatakan Ketua Koperasi “Dewi Sri” , Dede Supriatna saat ditemui MN diruang kerjanya.

Dijelaskan Dede, dalam permodalan Koperasi “Dewi Sri” hanya bersumber dari anggota. Saat ini tercatat memiliki 230 anggota yang semuanya dari lingkungan pertanian yakni, pertanian, peternakan dan perikanan.

Masih kata Dede, Koperasi “Dewi Sri”memiliki kelebihan yakni, pada setiap tahun tiap anggota menyimpan untuk Hari Raya (Idul Fitri –red) yang satu bulan sebelumnya dibagikan pada tiap anggota. Pada posisi itu, dana yang disimpan oleh tiap anggota dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

“ 5 tahun lalu, dana simpanan anggota untuk hari raya sebesar Rp. 50 juta, kini dana tersebut mencapai Rp. 120 juta. Dari situ jelas, tingkat kesadaran para anggota untuk menabung semakin meningkat,” kata Dede.

Strategi dalam peraihan hasil usaha, lanjut Dede, beban usaha tidak lebih dari 30% dari pendapatan, sehingga Sisa Hasil Usaha (SHU) cenderung meningkat diatas 20%. Bagi pengurus dan pengawas, lanjut Dede lagi, dalam pengalokasian haknya tidak terlalu besar. Dalam hal ini, demi pengabdian dan semata-mata demi memenuhi kesejahteraan para anggota dan kemajuan koperasi.

Terpisah, salah satu anggota Koperasi “Dewi Sri” , Baum Sobandi kepada MN mengatakan, dirinya merasa puas menjadi anggota Koperasi “Dewi Sri”, karena dari mulai pelayanan dan manajemen yang diterapkan lebih berpihak pada upaya peningkatan kesejahteraan anggota, sehingga apa yang dibutuhkan oleh anggota dapat terpenuhi dengan baik.

“Saya percaya dan puas menjadi anggota Koperasi “Dewi Sri” selain manajemen usahanya baik juga sangat dirasakan lebih focus pada upaya meningkatkan kesejahteraan para anggotanya,” kata Baum.

RA.Sudrajat

Kasi Pemerintahan dan Pertanahan Kecamatan Cikulur, Aan Juanda S.IP “ Jalani Tugas Dengan Baik dan Ikhlas “

Dalam bekerja, seorang PNS harus sesuai dengan Tugas pokok dan fungsi (tupoksi), agar semua pekerjaan yang dikerjakan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Tugas merupakan amanah yang harus dijalani dengan niat yang baik dan ikhlas, agar tujuan atau hasil dari apa yang selalu kita kerjakan, nantinya memiliki dampak yang baik serta bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Hal inilah yang selalu diterapkan Aan Juanda S.IP, Kasi Pemerintahan dan Pertanahan Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, dalam menjalankan tugasnya.

“Bekerja sesuai dengan Tupoksi, jalani tugas dengan baik dan benar diiringi hati yang ikhlas, maka Insya Allah, hasilnya akan baik dan bermanfaat,” kata Aan saat ditemui MN diruang kerjanya belum lama ini.

Masih dikatakan Aan, sebagai pelayan masyarakat (public servis), pihaknya selalu memberikan yang terbaik atau pelayanan yang prima terhadap masyarakat, hal itu bertujuan, guna menciptakan rasa puas pada masyarakat terhadap birokrasi pemerintah sehingga masyarakat pun dapat menilai positif dan percaya akan kinerja pemerintah selaku pelayan masyarakat.

“Pelayanan yang prima, cepat dan mudah itulah yang selalu diinginkan masyarakat,” kata Aan.

Selain itu, tambah pria yang memiliki motto hidup, demi kemaslahatn dunia akherat ini, dalam hal melaksanakan tugas kerja, dirinya selalu melakukannya sesuai aturan dan peraturan yang ada dan harus sejalan melakukan hubungan dengan masyarakat (social).

“Saya memiliki konsep kerja dalam tugas yakni, mentaati, menjalankan aturan dan peraturan yang berlaku, loyal terhadap pimpinan, siap menjalankan tugas dan perintah dari pimpinan serta giat melakukan hubungan dengan masyarakat,” kata Aan

RA. Sudrajat

107 Gapoktan Di Lebak Ikut Pelatihan PUAP

Bertujuan merubah pengetahuan dan sikap petani dari cara tradisional ke rasional, maka sebanyak 214 pengurus Gabungan kelompok tani (Gapoktan) dari 107 Gapoktan di Kabupaten Lebak, serta sebanyak 107 penyuluh pedamping mengikuti pelatihan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Hal itu, dikatakan Kapala bidang (Kabid) Pengelolahan Pemasaran hasil Usaha Pertanian (P2U) Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Karyo Sumantri pada MN diruang kerjanya (11/6).

Dijelaskan Karyo, pelatihan tersebut dibagi dua tahap, yakni tahap pertama, dilaksanakan tanggal 10 – 14 juni di Rangkasbitung bertempat di SMK Boarding School Muhammadiyah yang diikuti sebanyak 90 pengurus Gapoktan dan 45 penyuluh pertanian. Sedangkan tahap dua dilaksanakan di Malingping, tanggal 17 – 21 juni, diikuti sebanyak 124 pengurus Gapoktan dan 62 penyuluh pedamping.

Pada tahun 2009 ini, lanjut Karyo, Kabupaten Lebak menerima dana bantuan untuk program PUAP sebesar Rp. 10,7 miliyar yang akan diterima oleh 107 Gapoktan dengan masing-masing Gapoktan menerima dana Rp. 100 juta. Dana tersebut, untuk dipergunakan sebaik-baiknya sebagai modal usaha dalam rangka meningkatkan tingkat perekonomian para anggota kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan tersebut.

Karyo berharap, para Gapoktan dapat menjaga dan menjalankan amanah yang telah diberikan oleh pemerintah, dengan melaksanakan dengan keseriusan dan penuh tanggungjawab yang pada nantinya akan berdampak baik terhadap pengembangan usaha Gapoktan tersebut, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi para anggotanya.

“Saya berharap, para Gapoktan dapat menjalankan amanah yang telah diberikan pemerintah dengan baik dan digunakan sebagai modal usaha Gapoktan guna meningkatkan pendapatan ekonomi tercapainya kesejahteraan anggota Gapoktan,” katanya.

Terpisah, Ketua Gapoktan Sinar Sri Desa Cigoong Selatan, Madroni mengatakan, pihaknya akan berupaya merealisasikan bantuan anggaran dengan baik dan benar, sesuai dengan apa yang telah diagendakan. Pasalnya, dana tersebut merupakan amanah atau sebuah kepercayaan pemerintah kepada Gapoktan Sinar Sri untuk dipergunakan sebagai modal usaha Gapoktan. Untuk itu, lanjutnya, pihaknya akan menjaga dan menjalankan amanah itu sebaik-baiknya.

“ Kepercayaan itu datang kepada kami, maka kami akan menjaga dan menjalankannya dengan baik dan benar sesuai dengan dengan aturan yang berlaku,” kata Madroni saat ditemui MN belum lama ini disela-sela acara pelatihan.

RA.Sudrajat