Senin, 24 Mei 2010

Menekan Peredaran Motor “Bodong” Polres Lebak Giat Gelar Sosialisasi Dan Operasi


Guna menekan atau meminimalisir pencurian dan peredaran motor bodong di Kabupaten Lebak, Polisi Resort (Polres) Lebak giat menggelar operasi. Hal itu dikatakan Kapolres Lebak, AKBP. Widoni Fedri saat menerima kunjungan Silahturahmi Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Lebak di kantornya (24/5).

Menurutnya, tingginya peredaran atau maraknya motor bodong diwilayah hukum kabupaten Lebak, itu disebabkan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan guna menekan peredaran motor bodong seperti sosialisasi, memberi himbauan via spanduk di jalan-jalan raya, himbauan (photocopy) yang disebarkan di 23 Polsek dan 5 Pospol yang berada diwilayah hukum Polres Lebak dan berbagai operasi atau razia.

“Dari segi pembangunan Kabupaten Lebak lebih maju dibanding Kabupaten Pandeglang dan masyarakat Lebak pun cukup koperatif dalam pengamanan (Kamtibmas), namun tingkat kesadaran masyarakat masih kurang atau rendah khususnya masih maraknya peredaran motor bodong,” tutur Kapolres Lebak.

Padahal, menurut Kapolres Lebak, dengan memiliki atau menggunakan motor bodong, banyak sekali susahnya dibandingkan manfaatnya, contohnya, bila terjadi kecelakaan tidak akan mendapatkan asuransi dan bila terkena operasi akan berabe urusannya.
Masih menurut Kapolres Lebak, bila upaya - upaya tersebut tetap tidak dapat menekan angka pencurian dan peredaran motor bodong, maka kedepan pihaknya akan melakukan operasi “Door to Door” dari rumah kerumah.

“Saya berharap kepada rekan-rekan wartawan (PWI –red) agar dapat bekerjasama dan turut andil dalam memberikan informasi, sosialisasi kepada masyarakat, agar masyarakat dapat menyadari ruginya memiliki atau menggunakan motor bodong tersebut,” kata Kapolres Lebak.

RA. Sudrajat.

Kamis, 13 Mei 2010

Kepengurusan Baru PWI Kabupaten Lebak


Setelah adanya kekosongan atau habisnya masa jabatan kepemimpinan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Lebak, belum lama bertempat di Aula Multatuli Setda Kabupaten Lebak telah dilaksanakan pelantikan pengurus PWI Perwakilan Kabupaten Lebak periode 2010 – 2013. Acara tersebut dihadiri Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat, Tarman Ajam, Ketua PWI Provinsi Banten, Agus Sanjdadirdja, sejumlah unsur pimpinan Muspida Kabupaten Lebak, para Kepala Dinas dan instansi serta tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, ketua PWI Provinsi Banten, Agus Sanjdadirdja mengatakan, PWI merupakan suatu organisasi profesi yang bertugas sebagai pewarta, untuk itu, bagi pengurus yang baru dilantik diharapkan dapat menjalin kemitraan yang baik dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak dan dapat menjalankan tugas kewartawanannya sesuai dengan kode Etik Jurnalistik.

“Saya berharap pengurus PWI Lebak yang baru dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan Pemkab Lebak dan mendukung segala program - program pembangunannya serta dalam menjalankan tugas kewartawanannya harus profesional sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik yang berlaku,” katanya.

Sementara dalam arahannya, Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat, Tarman Ajam mengatakan, jadilah wartawan daerah yang mencintai daerahnya, mengenali detail daerahnya dan membangun daerahnya. Jalin kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah setempat dan laksanakan tugas sesusai kode Etik Jurnalistik.

“ Wartawan daerah itu harus mengenali secara detail daerahnya, cintainya daerah dan bangunlah daerahnya. Maka untuk itu, jalinlah kerjasama dengan pemerintah daerahnya, “ucapnya.
Ketua Terpilih PWI Kabupaten Lebak, H. Ami Herman dalam sambutannya mengatakan, segenap pengurus dan anggota PWI Lebak siap mendukung program – program Pemkab Lebak dalam upayanya membangun Kabupaten Lebak kearah yang lebih maju.

Perlu diketahui, kepengurusan PWI Kabupaten Lebak periode 2010 – 2013, Ketua, H. Ami Herman (Suara Karya), Wakil Ketua, H. Ahya (Kompass Indonesia), Sekretaris, Yasril Chaniago (Harian Terbit), Wakil Sekretaris, R.A. Sudrajat (Tabloid Banten Ekspose) dan Bendahara, Abdullah Efendy (Jurnal Metro) dan beberapa seksi serta jumlah keseluruhan anggota PWI Lebak saat ini sebanyak 21 orang.

RA. Sudrajat

Paguyuban Warga Silat Cimande Lestarikan Budaya Bangsa


Sebuah wadah organisasi yang bernama Paguyuban Warga Silat Cimande didirikan 27 Februari 2010 lalu oleh sekelompok anak manusia, pecinta dan peduli akan pelestarian budaya bangsa yakni Pencak Silat Cimande.

Menurut Ketua Umum Paguyuban Warga Silat Cimande, H. Encup Supriadi didampingi Sekretaris II, Ikbaludin dan Kabid Organisasi, Wawan Bonsai saat ditemui KI di padepokannya belum lama ini mengatakan, tujuan dibentuknya Paguyuban Warga Silat Cimande tersebut untuk menghimpun kembali para guru silat dan murid silat yang beraliran Cimande. Pasalnya, organisasi yang ada baik IPSI dan TTKKDH di Kabupaten Lebak tidak berjalan semestinya, maka sejumlah padepokan silat merasa tidak ada wadah untuk memayungi segala kegiatannya maka sepakat untuk membentuk sebuah wadah organisasi tersebut.

Selain itu, kata H. Encup, dengan terbentuknya Paguyuban Warga Silat Cimande tersebut dapat menghidupkan kembali tradisi ritual Cimande seperti “Urut” yang dilaksanakan malam jumat dan malam minggu dilaksanaknan latihan bersama yang bertempat di Sekretariat Paguyuban di Desa Cibuah Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak. Yang diajarkan dalam latihan tersebut, jurus-jurus silat aliaran cimande, variasi gerakan silat yang lebih modern serta debus. Hal itu dilakukan dalam upaya melestarikan warisan adat budaya bangsa agar tidak terlupakan atau hilang dijaman sekarang ini.

“Di Kabupaten Lebak, organisasi IPSI maupun TTKKDH tidak berjalan dengan baik alias fakum, tidak ada aktivitas. Maka, kami sepakat membuat wadah baru yang dapat memayungi kegiatan kami guna tersalurkannya atau berkembangannya keahlian yang kami miliki dalam upaya melestarikan warisan budaya bangsa ini,” jelas H. Encup.

Saat ini, lanjut H. Encup, walau usia Paguyuban Warga Silat Cimande baru seumur jagung, namun telah memiliki 50 padepokan dengan anggota sebanyak 800 orang yang tersebar di kabupaten Lebak. Tapi, lanjutnya lagi, ada beberapa pula padepokan diluar Kabupaten Lebak seperti Kabupaten Pandeglang, Serang dan Tanggerang Selatan yang siap bergabung dalam satu Paguyuban tersebut.

“Awalnya Paguyuban kami hanya fokus di Kabupaten Lebak, namun ditengah p
erjalanan ada permintaan dari beberapa padepokan yang berada di luar kabupaten Lebak, seperti Serang, Pandeglang dan Tanggerang Selatan yang minta dilantik kepengurusannya, karena satu tujuan yakni melestarikan warisan budaya bangsa, maka paguyuban kami pun berkembangan di Provinsi Banten dan keberadaan Paguyuban Warga Silat Cimande sudah di akui oleh IPSI Provinsi Banten” kata H. Encup.

RA. Sudrajat