Rabu, 06 Mei 2009

Surga Dibawah Telapak Kaki Ibu

seorang manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, melalui kedua orangtua (ayah dan ibu). Kurang lebih Sembilan bulan sang bayi berada dalam kandungan sang ibu. Mundar-mandir jalan kaki, baik siang maupun malam disertai rasa capai. Sang bayi tak lepas selalu berada dalam kandungan ibu. Betapa beratnya kewajiban seorang ibu untuk menjaga kesehatan dan keselamatan sang bayi.

Disaat ibu dalam keadaan hamil tua, disuatu saat akan tiba masa kelahiran, saat itulah seorang ibu dalam keadaan perang sabil. Berbagai ujian dan cobaan, semuanya dapat dirasakan dengan ketabahan hati teriring kesadaran. Ketika itu, seolah-olah menentukan hidup dan mati. Namun atas ridho Allah SWT, lahirlah sang bayi berbaring didunia yang indah ini dalam keadaan selamat. Usai melahirkan seorang bayi, dengan penuh kesakitan yang dirasa, sang ibu tetap diwajibkan bertanggung jawab untuk membesarkan yang bayi, selama beberapa bulan atau tahun. Tentunya masa bayi akan beralih ke masa anak-anak.

Dengan berakhirnya masa anak-anak. Ibu selaku orangtua masih terus memiliki tanggung jawab untuk membesarkan anaknya, hingga anak itu memiliki ilmu pengetahuan, baik Negara maupun agama, yang bermanfaat untuk dunia dan akherat.

Bila dinilai besarnya pengorbanan sebagai rasa tanggung jawab untuk membesarkan seorang anak betapa tingginya nilai sang ibu, seolah-olah tidak ada harganya, tidak bisa dibayar dengan uang berapa pun. Sehingga muncul kalimat “ Surga Dibawah Telapak Kaki Ibu “.

Surga merupakan keindahan, kemewahan atau kesempurnaan, tentunya semua manusia menginginkan masuk surga. Oleh karena itu, selain menjalankan perintah Allah, berbaktilah kepada kedua orangtua atau ibu.

Cara Sebagai Balas Budi

Seandainya sang ibu masih ada, tinggal bersama-sama di satu lingkungan, sebagai orang muslim, bila usai sholat jum’at, hendaklah langsung menghadap ke pangkuan ibunda, sambil membawa air di baskom, lantas cucilah kedua telapak kaki ibu, sambil mengucapkan mohon diampuni semua kehilapan, dosa dan mohon do’a restu serta keberkahan dari ibu.

Selanjutnya, air bekas mencuci kedua telapak kaki ibu, langsung diminum satu atau dua tengguk, dan sisa airnya dipakai untuk cuci muka. Bila hal itu dilakukan setiap ba’da jum’at. Insya Allah, dalam kehidupan tak mungkin suram dan rizki selalu ada…

Ajat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar